Belgia Tingkatkan Status Kewaspadaan Teror Tertinggi setelah 2 Warga Swedia Ditembak Mati
Dua warga negara Swedia ditembak mati oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota ISIS di Brussel, Senin (16/10/2023) malam waktu setempat.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Dua warga negara Swedia tewas setelah ditembak orang yang mengaku sebagai anggota ISIS pada Senin (16/10/2023).
Kedua warga negara Swedia ini tewas saat mereka akan menonton pertandingan antara Belgia vs Swedia di pusat Kota Brussel pada Senin (16/10/2023) malam waktu setempat.
Tak hanya kedua orang tersebut, terdapat satu orang lagi yang mengalami luka-luka setelah ditembak pelaku.
Tersangka penembakan langsung melarikan diri dari tempat kejadian perkara.
Pihak kepolisian Belgia saat ini telah melakukan perburuan besar-besaran dan meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat paling tinggi.
Dikutip dari Reuters, Jaksa Federal mengatakan tidak ada bukti pelaku memiliki kaitan dengan konflik Hamas dan Israel.
Baca juga: Penembakan di Swedia Tewaskan Dua Orang, Pelaku Mengaku Anggota ISIS
Kemungkinan terbesar, kata Jaksa, motif pelaku melakukan penembakan karena korban merupakan warga negara Swedia.
Seperti diketahui, pada bulan Agustus lalu terjadi insiden pembakaran Al Quran di Swedia.
Tersangka penyerang, yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani, mengklaim dalam sebuah video di media sosial bahwa dia adalah pejuang Allah.
Jaksa Federal mengatakan korban ketiga, yang terluka namun kondisinya sudah membaik, adalah seorang sopir taksi.
Jaksa meminta warga Brussel untuk tetap tinggal di dalam rumah sampai ancaman tersebut berakhir.
Baca juga: Penembakan di Brussel, 2 Warga Swedia Tewas, Pelaku Masih Buron
Staf Komisi Eropa juga disarankan untuk tetap berada di dalam rumah.
Melalui akun X-nya, Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo mengucapkan belangsungkawa kepada PM Swedia atas insiden penembakan ini.
"Saya baru saja menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada PM Swedia menyusul serangan mengerikan yang terjadi malam ini terhadap warga Swedia di Brussels," tulis Croo.