Israel Bombardir Gaza, 700 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Lebih dari 700 warga Palestina meninggal dunia dalam 24 jam terakhir ketika rumah sakit mulai tutup.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 700 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut laporan pejabat Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka menyerang lebih dari 400 target Hamas dan membunuh puluhan anggota Hamas pada Selasa (24/10/2023).
Israel memperingatkan akan membutuhkan waktu untuk mencapai tujuan menghancurkan kelompok militan Palestina, Hamas.
"Serangan udara Israel yang meluas dengan cepat di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 700 orang dalam satu hari terakhir ketika fasilitas medis di seluruh wilayah terpaksa ditutup karena kerusakan akibat bom dan kurangnya pasokan listrik," kata Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Selasa (24/10/2023), dikutip dari Al Jazeera.
"Sebanyak 704 orang tewas dalam 24 jam sebelumnya saja," lanjutnya.
Setidaknya 5.791 warga Palestina, termasuk 2.360 anak-anak, tewas dalam serangan Israel.
Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
Ashraf Al-Qidra mengatakan ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam dalam dua minggu pemboman Israel.
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh tiga wakil komandan Hamas dalam serangan tersebut.
Serangan Udara Israel Hantam Rumah Warga di Gaza
Baca juga: Korban Perang Israel–Hamas Membludak, Rumah Sakit di Gaza Mengalami Krisis Obat dan Kain Kafan
Para saksi mata dan pejabat kesehatan Palestina mengatakan banyak dari serangan udara Israel menghantam bangunan tempat tinggal.
Beberapa serangan udara terjadi di Gaza selatan, tempat Israel meminta warga sipil untuk berlindung.
"Korban jiwa termasuk 13 orang dari keluarga Saqallah," kata Ammar al-Butta, seorang kerabat yang selamat dari serangan udara tersebut, Selasa (24/10/2023), dikutip dari PBS News.
Dia mengatakan ada sekitar 100 orang di sana, termasuk banyak yang datang dari Kota Gaza, yang telah diperintahkan Israel untuk dievakuasi oleh warga sipil.
“Mereka berlindung di rumah kami karena kami pikir daerah kami akan aman. Tapi ternyata tidak ada tempat yang aman di Gaza,” ujarnya.