Amerika Serikat Serang 2 Fasilitas Militer Milik Iran di Suriah, sebagai Balasan Tentaranya Diserang
Joe Biden memerintahkan militernya untuk menyerang fasilitas militer milik Iran di Suriah, buntut diserangnya pasukan AS.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS

TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat melakukan serangan terhadap dua fasilitas militer Iran di Suriah timur, kata kantor Menteri Pertahanan, Pentagon pada hari Kamis (26/10/2023) waktu setempat.
Dilaporkan Reuters, fasilitas militer itu digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok yang didukungnya.
Serangan AS itu adalah sebagai bentuk balasan atas serentetan serangan terhadap pasukannya di Irak dan Suriah.
Ketika ketegangan meningkat akibat konflik Israel-Hamas, pasukan AS dan koalisinya telah diserang setidaknya 19 kali di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran dalam seminggu terakhir.
Sebanyak 21 pasukan AS menderita luka ringan, sebagian besar di antaranya cedera otak traumatis.
“Serangan pertahanan diri yang tepat ini adalah respons terhadap serangkaian serangan yang sedang berlangsung dan sebagian besar tidak berhasil terhadap personel AS di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh kelompok milisi dukungan Iran sejak 17 Oktober,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Iran: AS Dukung Genosida Israel terhadap Warga Palestina di Gaza, Konflik Bisa Meluas
Serangan tersebut, diperintahkan oleh Presiden AS Joe Biden.
“Serangan yang didukung Iran terhadap pasukan AS tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata Austin dalam pernyataannya.
“Jika serangan proksi Iran terhadap pasukan AS terus berlanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami," lanjutnya.
Serangan tersebut, terjadi sekitar pukul 04.30 pada hari Jumat di Suriah dekat Abu Kamal, sebuah kota Suriah di perbatasan dengan Irak.
Serangan dilakukan dengan dua jet tempur F-16 menggunakan amunisi presisi, kata seorang pejabat senior AS.
Sasarannya adalah fasilitas penyimpanan senjata dan amunisi, ujar pejabat tersebut, saat berbicara pada Kamis malam kepada wartawan di Washington.
Amerika Serikat kadang-kadang melakukan serangan balasan terhadap pasukan yang didukung Iran di wilayah tersebut, setelah pasukan mereka terlebih dahulu diserang.
Pada bulan Maret, militer AS melakukan beberapa serangan udara di Suriah terhadap kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran.
Kelompok-kelompok itu diduga menyerang pesawat tak berawak yang menewaskan seorang kontraktor Amerika.
Joe Biden Peringatkan Khamenei

Baca juga: Remaja yang Diduga Dianiaya Polisi Iran karena Langgar Peraturan Hijab, Dinyatakan Mati Otak
Masih mengutip Reuters, Joe Biden mengirim pesan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang memperingatkan Teheran agar tidak menargetkan personel AS di Timur Tengah, ujar Gedung Putih sebelumnya pada Kamis.
Amerika Serikat memiliki 900 tentara di Suriah, dan 2.500 tentara lainnya di negara tetangga Irak.
AS memiliki misi memberikan saran dan membantu pasukan lokal yang berupaya mencegah kebangkitan ISIS, yang pada tahun 2014 menguasai sebagian besar Suriah namun kemudian berhasil dikalahkan.
Ada kekhawatiran yang semakin besar bahwa konflik Israel-Hamas dapat menyebar ke seluruh Timur Tengah dan menjadikan pasukan AS di pangkalan-pangkalan terpencil menjadi sasaran.
Namun Amerika Serikat tidak mengoordinasikan serangan tersebut dengan Israel, tambah pejabat itu.
Pekan lalu di lepas pantai Yaman, sebuah kapal perang AS menembak jatuh lebih dari 10 drone dan empat rudal jelajah yang ditembakkan oleh Houthi yang didukung Iran.
Saat alarm palsu di pangkalan udara Al-Asad di Irak pekan lalu, seorang kontraktor sipil meninggal karena serangan jantung.
Amerika Serikat telah mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur ke wilayah tersebut sejak konflik Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober, termasuk dua kapal induk, untuk mencoba menghalangi Iran dan kelompok yang didukung Iran.
Jumlah pasukan yang ditambahkan ke wilayah tersebut mencapai ribuan.
Reuters melaporkan minggu ini bahwa militer AS mengambil langkah-langkah baru untuk melindungi pasukannya di Timur Tengah selama meningkatnya serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok yang didukung Iran.
Langkah-langkah tersebut, termasuk meningkatkan patroli militer AS, membatasi akses ke fasilitas pangkalan dan meningkatkan pengumpulan intelijen, termasuk melalui drone dan operasi pengawasan lainnya, kata para pejabat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.