Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mau Masuk ke Gaza, Israel Malah Ribut Sendiri: Serangan Darat Besar-besaran Batal?

Ketika para pemimpin militer dan pemerintah berselisih mengenai kapan harus mengirim pasukan darat ke Gaza, setengah dari penduduk Israel menolak

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Mau Masuk ke Gaza, Israel Malah Ribut Sendiri: Serangan Darat Besar-besaran Batal?
AFP/JALAA MAREY
Meluasnya eskalasi konflik dengan pejuang Hamas hingga Tank Merkava Israel bergerak ke posisi di utara Israel dekat perbatasan dengan Lebanon. Minggu (15/10/2023). (Jalaa MAREY/AFP) 

Mau Masuk ke Gaza, Israel Malah Ribut Sendiri: Serangan Darat Besar-besaran Batal?

TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin militer Israel dilaporkan berselisih dengan para pejabat pemerintah mengenai “bagaimana, kapan, dan bahkan apakah akan” melancarkan invasi darat ke Jalur Gaza.

Laporan ini diungkap New York Times (NYT) dengan mengutip pernyataan beberapa pejabat Amerika Serikat dan Israel.

Diketahui, para pemimpin militer Israel selama berhari-hari secara lantang mengatakan kalau pasukan mereka siap memasuki Gaza, daerah kantong pantai yang sudah terkepung terkepung.

Baca juga: Terowongan Hamas Punya Kedalaman Puluhan Meter, Israel Bisa Rendam Satu Gaza Jadi Danau

Namun rupanya, para birokrat dan pejabat pemerintah Israel malah khawatir kalau invasi tersebut dapat menyeret tentara Israel ke dalam pertempuran perkotaan yang sulit.

Kecemasan itu juga dilandasi ketakutan kalau serangan darat ke Gaza akan membuka konflik yang lebih luas dengan pasukan Hizbullah di Lebanon selatan. .

“Ada juga perdebatan mengenai apakah akan melakukan invasi melalui satu operasi besar atau serangkaian operasi kecil. Dan kemudian ada pertanyaan tentang siapa yang akan memerintah Gaza jika Israel merebutnya,” tambah para pejabat yang enggan disebutkan namanya dilansir NYT.

Berita Rekomendasi

Kambing hitam atas penundaan serangan darat Israel ke Gaza ini terutama dilimpahkan ke Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Bibi, panggilan Netanyahu, disebutkan membuat marah para pejabat senior karena menolak memberikan lampu hijau untuk militer Israel menyerang masuk ke Gaza.

Perdana Menteri Israel tersebut dilaporkan menginginkan persetujuan bulat dari anggota kabinet perang agar tidak disalahkan atas kegagalan keamanan lainnya.

Maklum, saat Hamas berhasil menembus perbatasan dan berkeliaran di wilayah permukiman Israel, popularitas Netanyahu langsung anjlok karena dianggap gagal menjaga stabilitas keamanan.

Baca juga: Hizbullah Mengganas di Perbatasan Selatan Lebanon: 40 Tentara Israel Tewas, 12 Tank Merkava Hancur

Pasukan Israel berpatroli di lokasi yang dirahasiakan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (JACK GUEZ / AFP)
Pasukan Israel berpatroli di lokasi yang dirahasiakan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (JACK GUEZ / AFP) (AFP/JACK GUEZ)

AS Juga Cemas

Tel Aviv mengumumkan rencana segera mengirim pasukan darat ke Gaza sehari setelah faksi perlawanan Hamas Palestina melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa.

Namun tiga minggu kemudian, pemerintahan Netanyahu belum memberikan lampu hijau.

Penundaan ini juga merupakan hasil dari pertemuan maraton yang diadakan dengan para pejabat senior AS pekan lalu, yang dilaporkan menyatakan keraguan mereka atas kemampuan dan kesiapan tentara Israel untuk bisa “membasmi” Hamas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas