Israel Mulai Serangan Darat ke Gaza, Jerman Kerahkan 1.000 Pasukan Elite, Tanda-tanda Perang Besar?
Pengerahan ribuan pasukan Jerman untuk mengevakuasi warga negara mereka menunjukkan kalau negara itu sudah mencium gelagat meluasnya perang Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Israel Mulai Serangan Darat ke Gaza, Jerman Kerahkan 1.000 Pasukan Elite, Tanda-tanda Perang Besar?
TRIBUNNEWS.COM - Jerman dilaporkan mengerahkan sebanyak lebih dari 1.000 tentara anggota pasukan khusus dari berbagai kesatuan ke Siprus saat Israel mengumumkan dimulainya serangan darat besar-besaran ke Gaza, Palestina, Sabtu (28/10/2023).
Pengerahan ribuan pasukan Jerman itu disebutkan untuk mengevakuasi warganya dari Timur Tengah yang dilanda perang.
Kantor berita Jerman, mengutip sumber keamanan, pada Sabtu (28/10/2023) melansir, pasukan tersebut sekarang bersiaga dan siap untuk dikerahkan dengan cepat.
Baca juga: Jerman Cemas UNIFIL Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon, Indonesia Kontingen Terbesar Pasukan PBB
"Kesiagaan penuh itu mengacu pada tidak adanya cara untuk memprediksi bagaimana kelanjutan konflik Israel-Palestina akan terjadi," tulis laporan tersebut.
Militer Jerman dilaporkan juga telah mendirikan markas operasional di pulau Mediterania, tempat para marinir dan penyelam militer Jerman bermarkas.
Adapun sekelompok pasukan khusus elite KSK telah dikerahkan ke Yordania.
Laporan Tabloid Bild, mengutip sumber keamanan, melansir kalau pasukan-pasukan khusus yang diterjunkan tersebut terdiri dari Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Jerman (KSK), Pasukan Khusus Angkatan Laut (KSM), dan Unit Pasukan Khusus polisi federal Jerman.
Pengerahan ribuan pasukan Jerman dengan alasan mengevakuasi warga negara mereka memicu spekulasi kalau negara tersebut sudah mencium gelagat meluasnya perang di kawasan.
Picu Perang Besar di Kawasan Timur Tengah
Dimulainya serangan darat Israel ke Gaza pada Jumat (27/10/2023) memang dikhawatirkan akan memicu perang besar di kawasan Timur Tengah.
Iran memperingatkan, kalau aksi militer pasukan pertahanan Israel (IDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) ke Gaza lewat serangan darat, akan memicu perang di lokasi dan wilayah lain.
Iran bahkan secara langsung mengancam akan ikut serta dalam perang jika Israel tetap melakukan serangan darat setelah bombardemen besar-besaran ke Gaza yang menewaskan lebih dari 7.000 warga sipil, menurut update Kementerian Kesehatan Palestina.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di depan Majelis Umum PBB Kamis (26/10/2023) menyatakan, jika eskalasi di kawasan itu terus berlanjut, maka konflik akan semakin meluas.
Baca juga: Ancam Rudal Langsung Haifa, Komandan Garda Revolusi Iran: Tentara Israel akan Terkubur di Gaza
“Jika AS dan rezim Israel tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan mereka, akan ada kemungkinan terjadi apa pun kapan saja dan kawasan ini bisa lepas kendali,” tambahnya.
Menurut Menlu Iran tersebut, AS terlalu ikut campur urusan di kawasan Asia Barat itu.
“Ini adalah rumah kami dan Asia Barat adalah kawasan kami. Kami tidak berkompromi dengan pihak mana pun dan pihak mana pun serta tidak keberatan jika menyangkut keamanan rumah kami,” tambahnya.
Sebagai catatan, Iran memiliki sejumlah proksi sayap miiter di berbagai negara di kawasan tersebut, tersebar mulai dari Lebanon, Irak, Suriah, hingga Yordania.
Seiring bombardemen Israel ke Gaza, milisi-milisi yang terafiliasi dengan Iran ini kian gencar menyerang sejumlah fasilitas dan pangkalan AS di wilayah tersebut.
Baca juga: Diserang Tiap Hari, Pangkalan-Pangkalan Militer AS di Suriah Diguyur Bala Bantuan
AS Kirim Pasokan Militer ke Israel
Meski AS mendorong masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, AS juga mengirimkan pasokan militer ke Israel.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, sebelumnya juga mengritik keputusan AS untuk mendukung Israel dengan peralatan militer untuk melancarkan serangan di Gaza.
“Sangat disayangkan Presiden AS mengumumkan, AS akan mengirimkan ratusan pesawat, kapal dan truk berisi peralatan militer ke wilayah pendudukan untuk mendukung pembunuhan massal yang dilakukan Israel di Gaza," kata Amir-Abdollahian, Minggu (22/10/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Ia lalu membandingkan semangat AS yang terlihat lesu ketika mengupayakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Tetapi AS hanya berhasil mengoordinasikan rencana untuk 20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Gaza yang terkepung,” lanjutnya.
Menurutnya, jika eskalasi di kawasan itu terus berlanjut, maka konflik akan semakin meluas.
“Jika AS dan rezim Israel tidak segera menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan mereka, akan ada kemungkinan terjadi apa pun kapan saja dan kawasan ini bisa lepas kendali,” tambahnya.
(oln/sptnk/bild/*)