Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Klaim Ekonomi Rusia Membaik, Putin: Sanksi Barat Rugikan Negaranya Sendiri

Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim ekonomi Rusia membaik, sementara sanksi Barat merugikan negaranya sendiri dan memicu inflasi.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Klaim Ekonomi Rusia Membaik, Putin: Sanksi Barat Rugikan Negaranya Sendiri
Grigory SYSOYEV / POOL / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan ilmuwan muda selama kunjungan ke Perusahaan Roket dan Luar Angkasa (RSC) Energia di Korolyov, luar Moskow, pada 26 Oktober 2023. -- Putin mengatakan sanksi Barat merugikan negaranya sendiri. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan sanksi Barat terhadap Rusia menjadi bumerang dan merugikan negara-negara yang memberlakukannya.

“Selama beberapa tahun terakhir, pihak-pihak yang disebut sebagai mitra kami telah mengadopsi paket sanksi yang tak terhitung jumlahnya, yang mencoba untuk menghukum kami," kata Putin dalam pertemuan pemerintah pada Rabu (1/11/2023).

"Namun, pada akhirnya ini adalah hal yang sangat jelas karena statistik menunjukkan mereka telah merugikan perekonomian mereka sendiri, pekerjaan mereka sendiri,” lanjutnya.

Pemimpin Rusia tersebut mendesak para pejabat untuk bersiap menghadapi lebih banyak sanksi Barat dan mewaspadai potensi tindakan sabotase dari luar negeri.

“Karena potensi agresi sanksi terhadap kami telah terkuras habis, hal ini mungkin akan diikuti dengan sabotase nyata terhadap lokasi infrastruktur penting,” kata Putin memperingatkan, dikutip dari Tasnim News.

Baca juga: Putin Tuduh Ukraina Dalangi Kerusuhan Warga Anti-Israel di Dagestan

“Kami ingat apa yang terjadi dengan Nord Stream,” tambahnya, mengacu pada pipa kembar bawah laut yang dibangun untuk menyalurkan gas alam dari Rusia ke Jerman, yang dibom pada September 2022.

Jerman, Swedia dan Denmark telah melarang Rusia melakukan penyelidikan atas insiden itu, yang sejauh ini gagal membuahkan hasil apa pun.

Berita Rekomendasi

Jurnalis Amerika Serikat (AS), Seymour Hersh, menuduh AS melakukan serangan itu.

Kemudian, kata Seymour Hersh, beberapa media Barat menyebarkan narasi alternatif dan malah menyalahkan kelompok radikal Ukraina.

Rusia Bertahan dari Sanksi Barat dan AS

Foto ini didistribusikan oleh lembaga milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang melakukan wawancara kepada China Media Group di Kremlin di Moskow pada 16 Oktober 2023.
Foto ini didistribusikan oleh lembaga milik negara Rusia Sputnik menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang melakukan wawancara kepada China Media Group di Kremlin di Moskow pada 16 Oktober 2023. (Sergei BOBYLYOV / POOL / AFP)

Baca juga: Putin Sempat Dirumorkan Meninggal, Intelijen Ukraina Sebut Rusia Memang Sengaja Sebar Gosip

AS dan sebagian besar sekutu Baratnya telah memberlakukan sanksi besar-besaran kepada Rusia sebagai tanggapan atas operasi militernya di Ukraina, yang menargetkan sektor keuangan, energi, dan sektor lainnya milik Rusia.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Sinualov, pada Oktober lalu mengatakan, perekonomian Rusia telah berhasil menyesuaikan diri dengan tekanan luar dan menemukan cara untuk menggantikan hubungan dagang yang hilang.

Sementara itu, negara-negara Eropa sedang bergulat dengan melonjaknya inflasi.

Inflasi di sejumlah negara Eropa itu memicu pemogokan dan protes terhadap tingginya biaya hidup di beberapa negara bagian, termasuk Inggris, Perancis dan Jerman.

Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, mengatakan awal tahun ini, kebijakan sanksi UE tidak berhasil dengan alasan blok Eropa justru menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas