Pidato Sayyed Hassan Nasrallah Jadi Sinyal Hizbullah 'Gaspol' Perang Lawan Israel
Nasrallah belum memberikan pidato sejak serangan Hamas 7 Oktober. Hizbullah telah bentrok dengan Israel di perbatasan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dikenal sebagai “Poros Perlawanan”, kelompok ini mencakup milisi Syiah Irak yang telah menembaki pasukan AS di Suriah dan Irak, dan kelompok Houthi di Yaman, yang memasuki konflik dengan menembakkan drone ke Israel.
Mengenakan sorban hitam sayyed, Nasrallah adalah salah satu tokoh Syiah paling terkemuka di dunia Arab.
Diakui bahkan oleh para kritikus sebagai orator yang terampil, pidatonya telah lama diikuti oleh teman dan musuh. Dia dianggap teroris oleh musuh-musuhnya termasuk Amerika Serikat.
Pidatonya yang berapi-api selama perang tahun 2006 mengangkat profilnya, termasuk pidatonya yang mengumumkan bahwa Hizbullah telah menyerang kapal angkatan laut Israel dengan rudal anti-kapal, dan mendesak para pendengar untuk “memandang ke laut.”
Awasi Pertempuran Jam Demi Jam
Meskipun Nasrallah tidak muncul di hadapan publik sejak 7 Oktober, pejabat Hizbullah lainnya telah mengindikasikan kesiapan tempur kelompok tersebut.
Namun mereka belum menetapkan garis merah apa pun dalam konflik dengan Israel.
Ketika ditanya pada 22 Oktober mengapa dia belum berbicara, politisi Hizbullah Hassan Fadlallah mengatakan Nasrallah mengikuti situasi di Gaza “saat demi saat dan jam demi jam” dan mengawasi pertempuran di Lebanon.
Tidak berbicara di depan umum adalah “bagian dari manajemen perjuangannya,” katanya.
Pidato tersebut akan disiarkan bertepatan dengan demonstrasi yang diserukan oleh Hizbullah untuk menghormati para pejuang yang gugur.
Ancaman saling menghancurkan telah menghiasi hubungan Israel dan Hizbullah untuk melancarkan perang di perbatasan Lebanon-Israel sejak tahun 2006.
Sementara itu, Suriah telah menjadi arena konflik kelompok HIzbullah.
"Sumber yang mengetahui pemikiran Hizbullah mengatakan serangan kelompok tersebut sejauh ini dilakukan untuk menghindari eskalasi besar, sekaligus menjaga pasukan Israel sibuk di perbatasan," tulis laporan TAN.
Lebanon tidak mampu menanggung perang lagi dengan Israel. Banyak warga Lebanon yang masih belum pulih dari dampak keruntuhan finansial yang dahsyat empat tahun lalu.
Israel mengatakan pihaknya tidak tertarik pada konflik di perbatasan utara dengan Lebanon.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memperingatkan Hizbullah agar tidak membuka front perang kedua dengan Israel, dengan mengatakan bahwa hal itu akan mengakibatkan serangan balasan Israel dengan kekuatan yang “tak terbayangkan” yang akan mendatangkan kehancuran di Lebanon.
(oln/*/TAN/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.