Israel Maju ke Jantung Kota Gaza, PBB Sebut Bulan Pembantaian, Konvoi Kemanusiaan Ikut Diserang
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant menyebut pasukannya telah maju ke jantung Kota Gaza. Dewan HAM PBB menyebut bulan pembantaian.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan dalam konferensi pers bahwa tentaranya telah maju ke jantung Kota Gaza.
Pasukan Israel tiba di jantung Kota Gaza lengkap dengan kendaraan lapis baja serta tank.
Mereka, kata Gallant, memiliki satu sasaran yakni infrastruktur, komandan, bunker, dan ruang komunikasi Hamas di Gaza.
Gallant mengatakan, pemimpin paling senior Hamas, Yahya Sinwar yang menurutnya orang paling bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober 2023, diisolasi di bunkernya.
Dikutip dari Reuters, Gallant meyakini bahwa Sinwar telah terputus dari lingkungannya dan rantai komandonya melemah.
Di bawah kota, kata Gallant, terdapat terowongan berkilo-kilometer yang membentang di bawah sekolah dan rumah sakit dan di dalamnya terdapat gudang senjata, ruang komunikasi, dan tempat persembunyian para militan.
Baca juga: Daftar Negara Putuskan Hubungan dengan Israel, Kecam Serangan Tentara Zionis ke Gaza
Terkait pernyataan Gallant, sayap militer Hamas belum memberikan komentar mengenai kemungkinan nasib Sinwar.
Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa militer Israel sedang memulai fase perang berikutnya.
Mereka fokus pada pencarian lokasi dan menonaktifkan labirin terowongan Hamas, dan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Bulan Pembantaian
Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan mengatakan, selama satu bulan ini adalah bulan pembantaian.
Baca juga: Kerja Sama dengan Mesir dan Israel, Pemerintah Amerika Evakuasi 400 Warganya dari Gaza
Turk mengatakan, selama satu bulan ini, penderitaan, pertumpahan darah, hingga keputusasaan terjadi di Gaza.
"Ini merupakan satu bulan penuh pembantaian, penderitaan yang tiada henti, pertumpahan darah, kehancuran, kemarahan dan keputusasaan," kata Turk, dikutip dari Reuters.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan konvoi kemanusiaan diserang di Kota Gaza pada hari Selasa.
Setelah melakukan perubahan rute, konvoi mengirimkan pasokan medis ke Rumah Sakit Al Shifa.
ICRC menyebut insiden ini sangat meresahkan, dengan mengatakan dua truk rusak dan seorang pengemudi terluka.
Baca juga: Israel Ingin Kelola Gaza Tanpa Batas Waktu, AS Malah Tak Mendukung: Bukan Hal yang Benar
Israel memberi waktu kepada penduduk Kota Gaza dari jam 10 pagi sampai jam 2 siang untuk berangkat ke bagian selatan Jalur Gaza sepanjang 45 km.
Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan 900.000 warga Palestina masih berlindung di Gaza utara termasuk Kota Gaza.
"Perjalanan paling berbahaya dalam hidup saya. Kami melihat tank-tank tersebut dari jarak dekat. Kami melihat bagian-bagian tubuh yang membusuk. Kami melihat kematian," kata seorang warga bernama Adam Fayez Zeyara.
Meskipun operasi militer Israel terfokus di bagian utara Gaza, bagian selatan juga mendapat serangan.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 23 orang tewas dalam dua serangan udara Israel pada hari Selasa di kota Khan Younis dan Rafah di Gaza selatan.
Baca juga: Jurnalis Palestina Mohammad Abu Hasira Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
"Ini adalah keberanian yang disebut Israel – mereka menunjukkan kekuatan dan kekuasaan mereka terhadap warga sipil, bayi di dalam, anak-anak di dalam, dan orang tua," kata Ahmed Ayez.
Saat dia berbicara, tim penyelamat menggunakan tangan mereka untuk mencoba membebaskan seorang gadis yang terkubur hingga pinggangnya dalam puing-puing.
Pengeboman Terus Terjadi
Pesawat Israel kembali melakukan pemboman terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah saat fajar pada hari Rabu, yang mengakibatkan beberapa kematian dan cedera, menurut Wafa.
Dikutip dari Al Jazeera, sumber lokal menyebut bahwa pasukan Israel menyerang kediaman milik keluarga Wahba di Nuseirat.
Baca juga: Ancam Bakal Dibom, Militer Israel Paksa Puluhan Anak yang Dirawat di RS Khusus Kanker Evakuasi Diri
Mereka yang tewas dan terluka dibawa ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di pusat Jalur Gaza, bahkan ketika daerah sekitarnya terus mengalami pemboman hebat selama satu malam lagi.
Sumber setempat yang sama juga mengatakan kepada Wafa bahwa masih ada warga yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur.
Sementara itu, setidaknya 15 orang tewas dalam pemboman Israel di lingkungan al-Shujaiya di Gaza.
Kantor berita Palestina Wafa juga melaporkan bahwa 13 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Nasser dan Eropa setelah serangan Israel terhadap Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Rumah Sakit Indonesia juga terus menerima pasien di tengah serangan udara besar-besaran di dekatnya pada hari Rabu.
Baca juga: Houthi Kerahkan Pasukan dan Senjata Berat di Taiz, Marib, Jouf: Serang Israel atau Tentara Yaman?
Pada Selasa malam, dua orang yang tewas akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Jabaliya dibawa ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.
Pengeboman intensif Israel juga menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, yang mengakibatkan beberapa kematian dan cedera, menurut Wafa.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.