Jangan Panik Belanja di Grand Bazaar Turkiye Meski Terkendala Bahasa, Pakai Kalkulator Saja
Untuk orang yang pertama kali merasakan pengalaman travelling ke luar negeri pasti memikirkan bagaimana cara komunikasi di negara tujuan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Meski ini adalah jurus jitu untuk melancarkan transaksi, tidak semua toko mau dan bisa ditawar.
Banyak yang menjual barang-barangnya dengan harga pas, tidak bisa ditawar sama sekali.
Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Marmara Taksim, Istanbul Turkiye, Dimanjakan Sejumlah Fasilitas Mewah
Harga satu set pakaian yang kami incar dibanderol 450 Lira Turki, kami tawar 400 Lira Turki pun tidak diberikan.
Di toko ini, kami pun menawar dengan menunjukkan angka di kalkulator.
Penjual atau pemilik toko memahami maksud kami, tapi tetap saja tidak dapat diskon.
Meski kota yang kami kunjungi berada di wilayah Eropa, sebenarnya harga barang-barang yang dijual tidak terlalu mencekik leher.
Untuk tempat-tempat yang familiar, seperti kedai kopi, transaksi tidak terlalu rumit.
Harga yang tertera jelas dan pembayaran langsung diarahkan menggunakan mesin EDC.
Mengenal Grand Bazaar
Saat traveling ke Turkiye ini, Tribunnews.com mengunjungi dua Grand Bazaar, yakni di Istanbul dan Bursa.
Keduanya merupakan pasar tradisional yang lengkap menyediakan kebutuhan warga dan oleh-oleh.
Untuk Istanbul, Grand Bazaar merupakan landmark terpenting di kota ini.
Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Marmara Taksim, Istanbul Turkiye, Dimanjakan Sejumlah Fasilitas Mewah
Grand Bazaar dibangun antara tahun 1451 dan 1481 pada masa pemerintahan Sultan Mehmed II.
Ini adalah salah satu bazaar atau pasar indoor terbesar dan tertua di dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.