Tak Punya Air Bersih, Warga Gaza Terpaksa Mandi dan Mencuci dengan Air Laut
Warga di Gaza terpaksa mandi dan mencuci dengan air laut karena tak punya air bersih.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
“Terkadang kami berenang. Kami menjalani masa-masa yang amat sulit.”
Baca juga: Israel Akui Sulit Kalahkan Hamas, Mereka Punya Labirin Terowongan Bawah Tanah di Seluruh Gaza
Kurangnya sanitasi
Gaza sudah didera masalah sanitasi bahkan sebelum perang Hamas-Israel meletus.
Limbah di sana terpaksa dibuang ke laut karena kurangnya infrastruktur sanitasi dan aliran listrik.
Diperkirakan ada 100 hingga 108 juta liter limbah yang dibuang ke laut dan memicu penyakit yang menyerang warga Gaza.
Limbah itu bahkan disebut sebagai penyebab utama kematian anak-anak di Gaza.
Di Gaza terdapat tiga pipa utama yang mengalirkan air di Jalur Gaza. Namun, pipa itu dikontrol oleh Israel.
Sejak tanggal 8 Oktober 2023 pipa dari Israel ke Gaza utara ditutup.
Sementara itu, pipa air ke kawasan Khan Younis diaktifkan kembali tanggal 15 Oktober. Namun, aliran air dimatikan lagi dua pekan kemudian.
Baca juga: 1,6 Juta Warga Gaza Jadi Pengungsi, Ribuan Menyelamatkan Diri ke Selatan dengan Berjalan Kaki
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebut dari tanggal 21 hingga 1 November 2023 hanya ada 26 truk yang datang untuk membawa bantuan air ke Jalur Gaza.
Jumlah itu jauh kata dari mencukupi untuk warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa.
Bencana lingkungan
Khalil al-Degran, seorang dokter di Rumah Sakit Martir al Aqsa, mengatakan telah terjadi “bencana kesehatan dan krisis kesehatan” karena banyaknya warga Palestina yang mengungsi di gedung sekolah.
“Rata-rata ada 70 orang yang tinggal di satu ruang kelas dalam kondisi tidak bersih,” kata al-Degran.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia