Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Menpora Malaysia Syed Saddiq Divonis Hukuman Cambuk, Pernah Dihujat Suporter Bola Indonesia

Syed Saddiq bersalah atas empat dakwaan pelanggaran kepercayaan, penyelewengan properti dan pencucian uang dan ia menjadi menteri termuda di Malaysia

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Eks Menpora Malaysia Syed Saddiq Divonis Hukuman Cambuk, Pernah Dihujat Suporter Bola Indonesia
Instagram/syedsaddiq
Syed Saddiq - Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, dua kali cambuk dan denda RM10 juta atau sekitar Rp34 miliar setelah dinyatakan melakukan korupsi oleh Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur 

Ketika ditanya apakah ia siap mendengar kritik dari berbagai pihak menyusul putusan bersalah tersebut, Syed Saddiq mengatakan akan menerima hukuman apa pun.

Anggota parlemen Muar itu dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, denda RM10 juta atau Rp 34 miliar dan dua pukulan tongkat atas semua tuduhan bersekongkol dalam pelanggaran pidana terhadap kepercayaan (CBT), penyelewengan dana, dan pencucian uang.

Hukuman tersebut dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Tinggi Hakim Azhar Abdul Hamid pada Kamis yang memutuskan Syed Saddiq bersalah atas semua dakwaan yang dihadapinya.

Hakim memutuskan Syed Saddiq bersalah atas semua tuduhan bersekongkol dalam pelanggaran pidana kepercayaan (CBT), penyelewengan dana dan pencucian uang.

Dalam keputusannya, Hakim Azhar Abdul mengatakan bahwa pembela tidak memberikan eksepsi yang masuk akal atas keempat dakwaan yang dihadapi.

Sosok Syed Saddiq

Syed Saddiq Abdul Rahman ditunjuk menjadi Menteri saat usianya baru 25 tahun dan diketahui menjadi bagian penting dalam strategi Mahathir untuk pembangunan kaum muda.

Untuk memaksimalkan potensi Saddid, Mahathir menunjuknya untuk memimpin kementerian pemuda sekaligus menjadikan Saddiq menteri paling muda dalam sejarah Malaysia.

Berita Rekomendasi

Penunjukan ini nampaknya amat tepat apalagi di saat warga Malaysia sangat menyambut keputusan Mahathir untuk turun gunung.

Saddiq lahir di Johor dari keluarga kelas menengah, dia mulai dilihat sebagai pembicara ulung yang menjadi bahan diskusi ketika menolak UMNO dan memilih "pecahannya", Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang merupakan bagian dari koalisi Pakatan Harapan.

Dilansir dari Kompas.com edisi 2 Juli 2018, dia bahkan menolak kesempatan beasiswa S-3 ke Oxford untuk bertarung dalam perebutan kursi parlemen di Muar, negara bagian Johor.

Muar, yang awalnya dianggap sebagai basis kuat UMNO, ternyata bisa ditaklukkan Saddiq yang meraup 6.953 suara namun peran pemuda ini jauh lebih dalam.

Saddiq membantu para politisi senior lebih terhubung dan mudah disentuh konstituen mereka dan sejak saat itu, hampir selalu terlihat bersama Mahathir baik dalam berbagai jumpa pers atau berbagai unggahan di media sosial.


Dengan lebih dari 987.000 "followers" akun Instagram-nya, Saddiq juga berperan menjadi pengelola siaran langsung tanya jawab dengan Mahathir lewat Facebook yang banyak menarik perhatian para pemuda negeri itu.

Belajar dari pengalaman sang ayah, Saddiq juga mengangkat buruknya kondisi kerja 400.000 warga Johor di Singapura.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas