Putra Mahkota Arab Saudi MBS Desak Gencatan Senjata di Gaza dan Minta Para Pemimpin Bersatu
Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menegaskan kembali seruan gencatan senjata di Gaza saat membuka KTT Gabungan Arab-Islam.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menegaskan kembali seruan Kerajaan untuk melakukan gencatan senjata di Gaza dalam pidato pembukaan KTT Gabungan Luar Biasa Arab-Islam di Riyadh pada hari Sabtu (11/11/2023).
Diketahui, Arab Saudi menjadi tuan rumah KTT Arab-Islam yang mempertemukan para pemimpin dari dunia Islam dan Arab.
Tujuan diadakannya KTT Arab-Islam ini agar para pemimpin membahas situasi yang memburuk di Gaza.
Dalam pembukaan pidatonya, MBS mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi bencana kemanusiaan.
“Kita berada di hadapan bencana kemanusiaan yang (menunjukkan) kegagalan Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional,” kata Putra Mahkota MBS, dikutip dari Al Arabiya.
Putra mahkota menambahkan bahwa hal ini merupakan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas internasional.
Baca juga: KTT Arab-Islam Serukan Gencatan Senjata di Gaza dan Minta Israel Harus Bertanggung Jawab
“Pelanggaran mencolok yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional harus dihentikan,” kata MBS.
Ia meminta kepada para pemimpin untuk bersatu mengakhiri perang di Gaza ini.
“Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri pengepungan di Gaza dan memberikan bantuan,” katanya.
Putra Mahkota juga menyerukan agresi Israel ini segera dihentikan dan menyediakan jalur bantuan untuk warga sipil di Gaza.
"Segera menghentikan operasi militer, menyediakan koridor kemanusiaan bagi warga sipil, dan memungkinkan organisasi kemanusiaan internasional untuk menjalankan peran mereka," terangnya.
Menurut MBS, rakyat Palestina harus segera diberi haknya untuk merdeka.
Baca juga: Pemimpin Negara-negara Islam Termasuk Jokowi Sepakat Nyatakan Israel Lakukan Kejahatan Perang
“Rakyat Palestina harus diberikan hak sah mereka termasuk mendirikan negara merdeka," tambahnya.
Mengutip dari Arab News, Upaya bersama yang dilakukan Arab Saudi, Liga Arab, dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mempertemukan para pemimpin dunia di Riyadh untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Tokoh-tokoh yang terlihat hadir dalam KTT Arab-Islam di antaranya, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha, dan Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina Philippe Lazzarini.
Turut hadir Presiden Iran Ebrahim Raisi, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Wakil Presiden UEA Mansour bin Zayed Al-Nahyan, Perdana Menteri Lebanon Najib Azmi Mikati, dan Presiden Indonesia Joko Widodo.
Taha Sebut Tujuan Diadakan KTT Arab-Islam untuk Membantu Warga Sipil di Gaza
Baca juga: Pemimpin Negara-negara Islam Termasuk Jokowi Sepakat Nyatakan Israel Lakukan Kejahatan Perang
Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha mengatakan KTT tersebut menegaskan kembali dukungan mutlak terhadap rakyat Palestina.
Dia menyoroti komitmen bersama untuk membela perjuangan Palestina dan masalah Yerusalem, yang merupakan tujuan utama OKI.
Taha mengatakan semua orang telah melihat peristiwa agresi Israel di Gaza ini.
"Setiap orang telah menyaksikan pemandangan mengerikan dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Gaza,” katanya.
Ia menekankan pentingnya mendokumentasikan dan memanfaatkan mekanisme hukum dan internasional yang tersedia untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah pendudukan.
Taha juga menyerukan gencatan senjata segera dan penghentian serangan terhadap warga Gaza, pembukaan jalur aman untuk pengiriman bantuan berkelanjutan, dan menjamin keselamatan rakyat Palestina.
Dirinya menyatakan penolakannya terhadap pemindahan paksa yang menargetkan rakyat Palestina.
Taha menilai, komunitas internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan Israel.
Dia meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera membuat keputusan yang tepat untuk membantu warga sipil Palestina.
"PBB perlu memainkan perannya, menekankan perlunya otoritas pendudukan Israel untuk mematuhi hak asasi manusia dan menerapkan semua norma internasional," jelasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel