Ada Apa dengan Pohon Zaitun? Tanaman Ini Dicabuti Pemukim Israel di Tepi Barat Palestina
kelompok pemukim Israel mencabut dan menghancurkan 70 pohon zaitun tua dari lahan properti seluas 20 dunum (lima hektar).
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ada Apa dengan Pohon Zaitun? Tanaman Ini Dicabuti Pemukim Israel di Tepi Barat Palestina
TRIBUNNEWS.COM - Pemukim Israel dilaporkan mencabuti lusinan pohon zaitun tua di kota Kafr Al-Dik di Tepi Barat utara, sebelah barat Salfit, Senin (13/11/2023).
Kantor berita Wafa, melaporkan penuturan Anwar Al-Deek, seorang warga Palestina setempat, kelompok pemukim Israel mencabut dan menghancurkan 70 pohon zaitun tua dari lahan properti seluas 20 dunum (lima hektar).
Baca juga: Berdalih Beli Senjata, Negara Ini Setor Rp 5,3 T ke Israel, Citra Sempurna Iron Dome Dicoreng Hamas
Dia mencatat kalau lahan pertanian di daerah ini telah berulang kali dibuldoser dan telah berulang kali diserang oleh pemukim ilegal Israel.
Pemukim berstatus 'ilegal' karena mengambil lahan dari warga Palestina itu sebelumnya juga memasang pagar di sekitar daerah tersebut dengan tujuan untuk merebutnya.
Baca juga: Eks-Analis Militer AS: Israel Mustahil Musnahkan Hamas, Tentara IDF Cuma Bocah, Terowongan 3 Tingkat
Kenapa Pohon Zaitun Dicabuti Pemukim Israel?
Panen zaitun merupakan sumber pendapatan utama bagi ribuan rumah tangga Palestina.
Pemukim ilegal Israel bertanggung jawab atas penghancuran ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun.
Penghancuran itu dilakukan terutama di sekitar musim panen untuk memaksimalkan kerusakan dan dampaknya terhadap pemiliknya.
Memo menggarisbawahi, pohon zaitun melambangkan keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka.
"Tahan terhadap kekeringan, tumbuh di kondisi tanah yang buruk, serta hidup dan menghasilkan buah selama ratusan – bahkan ribuan – tahun, pohon-pohon tersebut mewakili perlawanan dan ketangguhan Palestina dalam menghadapi pendudukan militer Israel yang brutal," tulis ulasan Memo.
Ketegangan di Tepi Barat yang diduduki Israel telah meningkat secara signifikan sejak 7 Oktober.
(oln/wafa/memo/*)