Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Lancarkan Serangan Ketiga ke Fasilitas Militer Milik Iran di Suriah

Ketegangan meningkat di Timur Tengah, tentara AS disebut diserang oleh kelompok militan. AS membalas dengan melancarkan serangan udara.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in AS Lancarkan Serangan Ketiga ke Fasilitas Militer Milik Iran di Suriah
Delil SOULEIMAN / AFP
Tentara AS berpatroli di pedesaan Rumaylan (Rmeilan) di provinsi Hasakeh timur laut Suriah pada 7 Juni 2023. Terbaru AS lancarkan serangan ketiga ke fasilitas militer milik Iran di Suriah. 

TRIBUNNEWS.COM - Pesawat tempur Amerika Serikat (AS) menyerang fasilitas penyimpanan senjata dan pusat komando dan kendali yang digunakan oleh militan yang berafiliasi dengan Iran di Suriah, Minggu (12/11/2023).

“Dalam dua jam terakhir, AS telah melakukan serangan defensif yang presisi terhadap dua lokasi di Suriah,” kata seorang pejabat kepada ABC News.

Operasi tersebut merupakan respons terhadap ketegangan baru-baru ini, yang melukai puluhan tentara Amerika.

Serangan itu diyakini dilakukan oleh pasukan yang didukung Iran sejak perang Israel-Hamas dimulai.

Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat akibat pertempuran antara Israel dan Hamas.

“Presiden tidak mempunyai prioritas lebih tinggi daripada keselamatan personel Amerika, dan dia mengarahkan tindakan hari ini untuk memperjelas bahwa Amerika Serikat akan membela diri, membela personelnya, dan kepentingannya,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Baca juga: Jet Tempur F-15 AS Gempur Korps Garda Revolusi Iran di Suriah

Jenderal Michael Kurilla, kepala Komando Pusat AS, juga mengeluarkan pernyataan yang menyebut serangan itu sebagai balasan terhadap provokasi yang terus-menerus oleh Korps Garda Revolusi Iran dan kelompok afiliasinya di Irak dan Suriah.

Berita Rekomendasi

Serangan tersebut merupakan pembalasan putaran ketiga, menurut Pentagon.

Sepuluh hari sejak 7 Oktober 2023, saat Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel dan memicu perang, militan yang didukung Iran memulai serentetan agresi hampir setiap hari, kata para pejabat AS.

Para penyerang yang terkait dengan Iran dilaporkan menembaki personel AS dengan tujuan membunuh mereka, kata seorang pejabat senior militer pekan lalu.

Pada tanggal 26 Oktober, dalam serangan pertama, jet tempur AS menghantam dua fasilitas senjata dan amunisi di Suriah timur yang menurut para pejabat digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok afiliasinya.

"Iran ingin menyembunyikan tangannya dan menyangkal perannya dalam serangan terhadap pasukan kami. Kami tidak akan membiarkan mereka." 

“Jika serangan proksi Iran terhadap pasukan AS terus berlanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami,” kata Austin saat itu.

Mengutip Reuters, Joe Biden mengirim pesan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada akhir Oktober lalu.

Biden yang memperingatkan Teheran agar tidak menargetkan personel AS di Timur Tengah.

Amerika Serikat memiliki 900 tentara di Suriah, dan 2.500 tentara lainnya di negara tetangga Irak.

Seorang tentara AS berpatroli di dekat ladang minyak di al-Qahtaniyah di provinsi Hasakah timur laut Suriah, dekat perbatasan dengan Turki, pada 14 Juni 2023.
Seorang tentara AS berpatroli di dekat ladang minyak di al-Qahtaniyah di provinsi Hasakah timur laut Suriah, dekat perbatasan dengan Turki, pada 14 Juni 2023. (Delil souleiman / AFP)

Baca juga: Amerika Serikat Serang 2 Fasilitas Militer Milik Iran di Suriah, sebagai Balasan Tentaranya Diserang

AS memiliki misi memberikan saran dan membantu pasukan lokal yang berupaya mencegah kebangkitan ISIS, yang pada tahun 2014 menguasai sebagian besar Suriah namun kemudian berhasil dikalahkan.

Mengenal Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)

Mengutip cfr.org, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran adalah penjaga ideologi revolusi Iran tahun 1979.

IRGC ditugaskan untuk membela Republik Islam dari ancaman internal dan eksternal.

Korps ini telah memperoleh peran yang sangat besar dalam melaksanakan kebijakan luar negeri Iran dan memegang kendali atas sebagian besar sektor perekonomian.

Hubungan IRGC dengan kelompok-kelompok bersenjata di kawasannya, seperti Hizbullah di Lebanon, membantu Iran mengimbangi kekuatan militer konvensionalnya yang relatif lemah.

IRGC bertanggung jawab langsung kepada pemimpin tertinggi.

Korps ini juga berpengaruh dalam politik dalam negeri, dan banyak pejabat senior telah melewati jajarannya.

Presiden AS Donald Trump menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris pada tahun 2019, dan pada tahun 2023, Uni Eropa (UE) sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama.

Sementara itu, IRGC kembali sibuk memberantas kerusuhan di dalam negeri.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas