Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Helikopter Militer AS Terkonfirmasi Jatuh di Mediterania, Lima Tentara Tewas

Pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang dikabarkan jatuh di laut Mediterania ternyata sebuah helikopter.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Helikopter Militer AS Terkonfirmasi Jatuh di Mediterania, Lima Tentara Tewas
US Navy/MCS2 Jackson Adkins
Kapal induk USS Gerald R. Ford. Saat ini kapal jumbo tersebut sedang siaga di laut Mediterania 

TRIBUNNEWS.COM -- Pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang dikabarkan jatuh di laut Mediterania ternyata sebuah helikopter.

Diberitakan Al Arabiya Kecelakaan tersebut menewaskan sebanyak lima orang tentara AS, demikian diberitakan militer AS pada Minggu (12/11/2023).

Meski demikian, pejabat AS tidak merinsi dari mana helikopter tersebut terbang.

Baca juga: Zionis Klaim Tewaskan 150 Militan Hamas di Gaza pada Akhir Pekan, Tak Ada Jeda Perang

Saat ini AS telah mengerahkan dua pos militernya, yaitu dua kelompok kapal induk di sekitar Mediterania dekat Israel.

Keberadaan dua kapal induk tersebut untuk mencegah perang Israel-Hamas agar tidak berkembang menjadi konflik regional.

Komando Eropa AS (EUCOM) mengkonfirmasi, keberadaan helikopter tersebut merupakan bagian dari latihan militer.

“Selama misi pengisian bahan bakar rutin di udara sebagai bagian dari pelatihan militer, sebuah pesawat militer AS yang membawa lima anggota dinas mengalami kecelakaan dan jatuh ke Laut Mediterania. Kelima anggota militer yang berada di dalam pesawat itu tewas,” kata Komando Eropa AS (EUCOM) dalam sebuah pernyataan.

BERITA REKOMENDASI

Presiden Joe Biden, dalam pernyataan dari Gedung Putih, memberikan penghormatan kepada para korban, yang meninggal pada akhir pekan ketika warga Amerika memberikan penghormatan kepada para veteran militer.

“Anggota militer kami mempertaruhkan nyawanya demi negara kami setiap hari,” kata Biden. “Mereka rela mengambil risiko demi menjaga keamanan dan keselamatan rakyat Amerika. Dan keberanian serta sikap tidak mementingkan diri mereka sehari-hari merupakan bukti abadi atas apa yang terbaik bagi negara kita.”

Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga menyampaikan belasungkawa dalam sebuah pernyataan yang mengidentifikasi pesawat yang jatuh itu sebagai helikopter.

Meskipun EUCOM awalnya mengatakan kecelakaan itu terjadi pada 10 November, Austin mengatakan helikopter itu jatuh pada Sabtu (11/11/2023) pagi.

Pentagon Belum Memberi Reaksi

EUCOM sebelumnya melaporkan salah satu pesawat militer AS jatuh di perairan Mediterania dekat Israel.


Dikutip dari Russia Today, pesawat tersebut berasal dari salah satu dari dua kelompok kapal induk Amerika yang datang ke wilayah tersebut sejak pecahnya perang Hamas-Israel.

Pesawat perang tersebut jatuh pada Jumat (10/11/2023) malam waktu setempat.

Baca juga: Jumlah Korban Perang Israel-Hamas, 11.078 Orang Palestina Tewas, 27.490 Lainnya Terluka di Gaza

"Pesawat itu sedang melakukan penerbangan pelatihan pada Jumat malam ketika “mengalami kecelakaan dan jatuh,” kata EUCOM dalam sebuah pernyataan singkat dikutip dari Russia Today.

Pentagon tidak memberikan informasi tambahan apa pun mengenai jenis pesawat, berapa banyak orang yang berada di dalamnya, atau apakah insiden tersebut terjadi di darat atau laut.

“Namun, kami dapat secara pasti mengatakan bahwa serangan pesawat tersebut murni terkait dengan pelatihan dan tidak ada indikasi aktivitas permusuhan,” tambah EUCOM.

“Untuk menghormati keluarga yang terkena dampak, kami tidak akan merilis informasi lebih lanjut mengenai personel yang terlibat saat ini.”

Selain beberapa pangkalan udara di kawasan, militer AS juga memiliki USS Gerald R. Ford Carrier Strike Group yang beroperasi di Mediterania timur.

Kelompok penyerang kedua, yang dipimpin oleh USS Dwight D Eisenhower, juga berada di wilayah tersebut baru-baru ini, namun sejak itu telah melewati Terusan Suez ke Timur Tengah untuk lebih “mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel atau upaya apa pun untuk memperluas perang ini setelah serangan Hamas terhadap Israel.”

Tahun lalu, sebuah F-18 Super Hornet yang berada di kapal induk USS Harry S. Truman “terbang ke laut” karena “cuaca buruk yang tidak terduga” selama misi pengisian ulang di Mediterania.

Jet tersebut tenggelam ribuan meter di bawah laut, namun ditemukan sebulan kemudian.

Selain membela Yahudi Israel, AS juga melakukan peperangannya sendiri di wilayah Suriah.

Perang di Suriah

AS mengirimkan serangan udara terhadap Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok afiliasinya di Suriah, Rabu (8/11/2023).

Serangan AS itu dilaporkan menyasar gudang senjata di Suriah yang diduga digunakan IRGC.

Serangan ini menandai respons terbaru Washington terhadap serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pangkalan-pangkalannya di wilayah tersebut.

"Dua jet tempur F-15 AS melakukan serangan udara terbaru pada hari Rabu di Suriah timur," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

AS telah melancarkan serangan di wilayah yang sama pada tanggal 26 Oktober terhadap kelompok militan yang didukung Iran,

Milisi yang dibekingi Iran ini dituduh Washington bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan-pangkalannya.

Pos-pos dan pangkalan militer AS di Suriah dan pangkalan militer Irak telah diserang setidaknya 38 kali sejak 17 Oktober. Eskalasi ini  mencerminkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut di tengah perang Israel-Hamas.

Perang Israel-Hamas

Washington mempercepat dukungan militer kepada Israel dan memperkuat pasukannya di wilayah tersebut – termasuk dengan kapal induk USS Gerald R. Ford dan kapal perang lainnya – setelah kelompok militan Hamas melakukan serangan mengejutkan lintas batas dari Gaza pada tanggal 7 Oktober yang dilancarkan Israel. Para pejabat mengatakan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Militer Israel merespons dengan serangan udara, darat, dan laut tanpa henti di Gaza yang menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang tewas.

Pasukan AS di wilayah tersebut telah menghadapi lonjakan serangan terkait konflik dalam beberapa pekan terakhir dan telah menjadi sasaran lebih dari 40 kali sejak pertengahan Oktober, menyebabkan puluhan personel Amerika mengalami luka ringan.

Washington menyalahkan milisi yang didukung Teheran atas kekerasan tersebut dan telah melakukan tiga serangan terhadap situs-situs yang terkait dengan Iran di Suriah – dua pada tanggal 26 Oktober dan satu pada hari Rabu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas