Jokowi Minta OKI Cari Format Baru Penyelesaian Konflik Israel-Palestina: Tolak One State Solution
Perundingan tersebut untuk mewujudkan two state solution yang diyakini bisa meredam konflik Israel Palestina.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di Riyadh, Arab Saudi.
KTT tersebut membahas serangan Israel ke jalur Gaza Palestina.
Dalam pidatonya, Jokowi meminta OKI untuk mendesak agar dimulai perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Palestina Sebut Israel Usir Pasien Rumah Sakit ke Jalan: Pasien Meninggal Tanpa Terima Perawatan
Perundingan tersebut untuk mewujudkan two state solution yang diyakini bisa meredam konflik Israel Palestina.
"OKI harus mendesak agar perundingan damai dimulai kembali segera, demi terwujudnya two state solution dan menolak pemikiran one state solution, karena pasti Palestina yang dikorbankan," katanya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (12/11/2023).
Two state solution merupakan kerangka penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan mendirikan dua negara yakni Israel dan Palestina yang mengakui satu sama lain.
Baca juga: Cerita Jurnalis Palestina di Israel yang Diintimidasi dan Diancam, Ada yang Ditodong Senjata
Jokowi mengatakan apabila mekanisme kuartet tidak mampu untuk membuka Perundingan Israel-Palestina maka OKI harus mendorong negasiasi dengan format baru.
Mekanisme kuartet yakni meditasi perundingan yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, PBB, dan Uni Eropa.
"Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut," katanya.
Jokowi mengatakan bahwa OKI harus bersatu dan berada di garis depan dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Presiden meminta OKI mengerahkan segala upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Menggunakan semua cara damai, semua pengaruh, semua upaya diplomasi, untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina," pungkasnya.