IDF Ngawur Baca Kalender Arab, Klaim Nama Hari adalah Daftar Anggota Hamas: Mereka Kerja Shift
Tentara Israel ketahuan berbohong karena berpura-pura bisa membaca kalender Arab dan menganggapnya nama-nama hari sebagai daftar anggota Hamas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Dalam rekaman video itu, terlihat seorang tentara IDF yang salah menafsirkan kalender berbahasa Arab dan mengklaim nama-nama hari dalam bahasa Arab adalah daftar anggota Hamas.
Kalender tersebut berupa tulisan tangan, dengan tanggal yang dimulai dari 7 Oktober 2023.
"Tulisan yang dicoret ini adalah daftar yang menyatakan bahwa kami (Hamas-red) sedang dalam operasi. Operasi melawan Israel," katanya, merujuk pada kalender, dikutip dari akun resmi IDF di X (Twitter), @IDF.
Tentara Israel tersebut mengatakan, itu adalah daftar anggota Hamas yang berjaga di ruangan itu untuk menahan para sandera.
"Ini daftar penjaga di mana setiap mereka (Hamas) menulis namanya. Ini adalah jadwal shift mereka," lanjutnya, sambil membaca tulisan berbahasa Arab itu dari kiri ke kanan, yang mana tulisan Arab hanya bisa dibaca dari kanan ke kiri.
'Nama-nama Hamas' Itu adalah Nama Hari dalam Seminggu
Baca juga: Abu Obeida: Israel Tunda Penukaran 70 Sandera Hamas, Perpanjang Agresi di Gaza
Menanggapi postingan tersebut, seorang pengguna Instagram yang bisa berbahasa Arab, melakukan penelitian dengan memperbesar gambar daftar nama anggota Hamas yang dimaksud.
"Juru bicara militer Israel membagikan gambar dari dalam Rumah Sakit Al-Rantisi, mengklaim itu adalah jadwal dengan nama individu bersenjata yang menjaga sandera," tulis pengguna Instagram tersebut.
"Setelah analisis intelijen tingkat tinggi terhadap gambar dan jadwal tersebut , kami menemukan bahwa nama-nama individu bersenjata tujuh tersebut adalah sebagai berikut: Sabtu, Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat (dalam bahasa Arab)," tambahnya.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Update Jumlah Korban Tewas Perang Israel-Hamas, 11.423 Warga Palestina Kehilangan Nyawa
Selain melancarkan operasi militer di Jalur Gaza, Israel juga memperluas serangannya di media sosial, termasuk menyebarkan kampanye melawan Hamas, anti-Palestina, dan propaganda lainnya.
Ini menyusul ketegangan di Jalur Gaza setelah Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa di Israel, yang menerobos perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.