Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Serbu Rumah Sakit Al-Shifa, Pemimpin Hamas Ngeloyor Setop Negosiasi Pertukaran Tawanan

Israel menyebut sudah menghancurkan sejumlah infratruktur kontrol Hamas, kelompok pembebasan Palestina ini nyatanya masih aktif memberikan perlawanan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Serbu Rumah Sakit Al-Shifa, Pemimpin Hamas Ngeloyor Setop Negosiasi Pertukaran Tawanan
Ali Jadallah – Anadolu Agency
Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza berbicara saat acara buka puasa Hamas di bulan suci Ramadhan di Kota Gaza, Palestina pada 30 April 2022. 

Israel Serbu Rumah Sakit Al-Shifa, Pemimpin Hamas Ngeloyor Setop Negosiasi Pertukaran Tahanan

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin gerakan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, menghentikan kontak dengan mediator yang menangani berkas tawanan perang Israel yang ditahan di Gaza.

Pemimpin Hamas itu menyetop segala bentuk upya negosiasi setelah tentara Israel menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa, lapor surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Markas Komando Hamas Cuma Ada 10 Senjata? Mata Ditutup, 200 Warga Palestina Dibawa ke Area Rahasia

“Pagi ini kami dapat mengungkapkan kalau Sinwar menghilang begitu saja dari mediator Qatar selama 24 jam terakhir, mengklaim bahwa selama tentara Israel bekerja di… Rumah Sakit Al-Shifa, [Hamas] tidak dapat bernegosiasi dengan Israel, dan oleh karena itu, tidak ada kemajuan dibuat selama periode waktu ini,” tulis analis militer surat kabar tersebut, Yossi Yehoshua, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Yehoshua menggambarkan rincian kesepakatan prospektif tersebut sebagai “masalah taktis”.

Dia mengecam Sinwar dan metode negosiasinya sebagai “upaya menjijikkan untuk memanipulasi saraf masyarakat Israel”.

“Awalnya yang dibicarakan adalah pelepasan 100, lalu jumlahnya turun menjadi 80, dan kemarin kami hanya mencapai 50,” katanya.

BERITA REKOMENDASI

Menurut laporan tersebut, sebagai imbalan pertukaran tawanan -jika deal-, tentara Israel diperkirakan akan berhenti berperang selama lima hari.

“(Itu) waktu yang lebih dari cukup bagi Hamas untuk mengatur napas dan menyusun kembali barisannya. Seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman sebelumnya, menghentikan pertempuran saat pasukan kami berada jauh di Jalur Gaza, tidak menjamin keamanan mereka,” kata dia.

Baca juga: Ogah Tampung Warga Gaza yang Diusir Israel, PM Mesir: Kami Siap Korbankan Jutaan Nyawa

Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar, berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di Kota Gaza pada 21 Juni 2021.
Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar, berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di Kota Gaza pada 21 Juni 2021. (MOHAMMED ABED / AFP)

Bukti Hamas Masih Bisa Mengatur Skenario Konflik

Yehoshua mengkritik rincian kesepakatan tersebut, dengan mengatakan: “Jika itu tidak cukup, Sinwar telah mengajukan permintaan yang luar biasa, yaitu membebaskan orang-orang yang diculik dengan cicilan harian.”

“Dengan kata lain, Sinwar dapat, atas kemauannya sendiri, melepaskan 10 orang per hari, dan atas kemauannya sendiri, berhenti melepaskan karena dia tidak puas dengan sesuatu, mengetahui bahwa tentara Israel tidak akan terburu-buru untuk kembali beroperasi, " dia menambahkan.

Terlepas dari kekuatan luar biasa yang ditunjukkan Isarel di Gaza lewat bombardemennya tanpa pandang bulu, sejumlah pengamat menilai, sikap Sinwar ini menunjukkan kalau Hamas masih aktif mengontrol alur dan skenario konflik.

Berbeda dari klaim Israel yang menyebut sudah menghancurkan sejumlah infratruktur kontrol Hamas, kelompok pembebasan Palestina ini nyatanya masih aktif memberikan perlawanan di Gaza.

Faktanya, Israel juga belum bisa menemukan sejumlah besar pasukan aktif Hamas beserta tawanan perang yang mereka cari.

(oln/*/Memo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas