Soal IDF Sediakan Inkubator, Dibantah Direktur RS Al-Shifa: Kami Punya, tapi Tak Ada Bahan Bakar
Direktur Rumah Sakit Şifa Muhammad Abu Salmiya membantah soal pernyataan Israel yang berencana menyediakan inkubator untuk fasilitas medis tersebut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Muhammad Abu Salmiya membantah soal pernyataan Israel yang berencana menyediakan inkubator untuk fasilitas medis tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) awal pekan ini membuat pernyatan bahwa mereka akan menyediakan inkubator ke Rumah Sakit al-Shifa.
Namun Direktur Rumah Sakit Şifa mengatakan bahwa ini bohong.
Berbicara kepada Al Jazeera, Abu Salmiya menegaskan bahwa bayi baru lahir di Rumah Sakit Al-Shifa butuh perhatian segera.
Tapi sekarang, rumah sakit kehabisan persediaan medis.
Baca juga: Pasukan Elit Al Quds Iran Akan Tempuh Cara Apapun untuk Bantu Hamas Lawan Zionis Israel
"Pada beberapa kesempatan, kami terpaksa membiarkan pasien meninggal karena kami tidak berdaya," ucapnya.
"Kami tidak dapat melakukan operasi apa pun terhadap mereka," kata Abu Salmiya.
"Setidaknya yang bisa kami lakukan adalah memberi mereka obat penghilang rasa sakit agar para korban dapat meninggal dengan tenang," bebernya.
Ia menambahkan, banyak bayi prematur yang baru lahir meninggal karena inkubator kehabisan oksigen.
"Pasukan pendudukan Israel mengklaim telah menyediakan inkubator ke rumah sakit, namun ini tidak benar; ini salah," tegasnya.
Baca juga: IDF Rebut Pelabuhan Gaza dan Hancurkan Monumen Mavi Marmara, Klaim Digunakan Hamas
"Selain itu, kita tidak memerlukan inkubator; kami sudah punya inkubator di rumah sakit, tapi kami kehabisan bahan bakar untuk menghasilkan listrik (untuk inkubator)," serunya.
Tak Ada Air dan Oksigen
Direktur RS Al-Shifa mengumumkan bahwa fasilitas medis itu telah kehabisan oksigan dan air.
"Para pasien menjerit karena kehausan," kata Abu Salmiya.
Di RS Al-Shifa, terdapat lebih dari 650 pasien luka-luka, 45 pasien menderita ginjal, 35 bayi prematur, 500 tenaga medis, dan 5.000 pengungsi.
Baca juga: Hamas Siap Perang Jangka Panjang dengan Israel: Brigade Al-Qassam Akan Kalahkan Musuh
"Anak-anak sekarat karena kelaparan di sini, yang saya maksud adalah anak-anak pengungsi, mereka membutuhkan susu," ungkap Direktur Rumah Sakit Al-Shifa.
"Mereka membutuhkannya dan tidak ada air untuk membuat susu bagi mereka," ucapnya.
Ia juga menyatakan, satu pasien sakit ginjal meninggal dan empat orang lainnya berada diambang kematian akibat kondisi kritis dan tidak bisa menjalani cuci darah selama berhari-hari.
IDF meledakkan jalur air utama Rumah Sakit Al-Shifa.
"Operasi penembak jitu terus berlanjut, tidak ada yang bisa berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya," terangnya.
Baca juga: Surat Osama bin Laden untuk AS Kembali Viral di TikTok, Perdebatkan Perang Israel-Hamas
Abu Salmiya juga mengatakan bahwa saat ini, komunikasi terputus di tengah kepungan tank di rumah sakit dan drone di atas langit.
"Tentara Israel masih berjalan-jalan dan memeriksa ke dalam rumah sakit," kata Abu Salmiya.
Pasukan Pertahan Israel (IDF) menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023).
IDF berdalih menemukan terowongan dan senjata Hamas di bawah RS Al-Shifa.
Sejak IDF melancarkan serangannya ke Rumah Sakit Al-Shifa, mereka merilis banyak foto dan video.
"Ada sebuah terowongan aktif dan sebuah kendaraan berisi sejumlah besar senjata," klaim pejabat Israel.
Baca juga: Jet Tempur IDF Hancurkan Rumah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang Pernah Kirim Surat ke Jokowi
Sebelumnya, media Israel mempublikasikan gambar berupa terowongan di dekat Rumah Sakit Al-Shifa.
"Hal ini menunjukkan keberadaan markas bahwa tanah Hamas," terang klaim IDF soal terowongan markas Hamas itu.
Namun, belakangan terungkap bahwa itu adalah saluran menuju ventilasi di ruang bawah tanah Rumah Sakit Al-Shifa.
Dikutip dari Al Arabiya, IDF mengaku telah memeriksa sejumlah komputer dan beberapa peralatan lainnya di Rumah Sakit Al-Shifa.
IDF juga mengaku menemukan bukti berupa rekaman penyanderaan.
"Selama penggeledahan, informasi dan rekaman mengenai sandera yang diculik dari Israel ditemukan di komputer dan peralatan teknologi lainnya," katanya.
Baca juga: Biden dan Xi Bertemu di AS, Bahas Ekonomi hingga Perang Israel-Hamas
Pejabat IDF mengatakan barang-barang milik Hamas telah diambil untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.
Dilansir media lokal Turki, artigercek, Hamas membantah klaim tersebut.
Kelompok militan Palestina itu menegaskan bahwa tuduhan yang menyebut mereka menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan kendali sebagai "kebohongan tak berdasar"
"Skenario konyol yang merupakan bagian dari kampanye provokasi dan penipuan terus menerus, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk melegitimasi perang Israel melawan Gaza," kata Hamas.
Hamas menekankan, untuk membantah wacana provokasi tersebut.
"Kami berulang kali meminta seluruh lembaga, organisasi nasional dan internasional membentuk tim teknis untuk mengunjungi dan memeriksa seluruh rumah sakit," kata Hamas.
Baca juga: Acak-acak Gaza Utara Tapi Tak Temukan Markas Hamas, Israel Kini Mau Invasi Gaza Selatan
Salah satu pejabat eksekutif senior militan Hamas, Osama Hamdan mengatakan dokumen dan video yang disebutkan oleh IDF, sengaja diselundupkan oleh zionis.
"Video itu menunjukkan senjata-senjata diselundupkan ke dalam rumah sakit dengan disamarkan sebagai makanan, sehingga pejabat militer Israel bisa mengklaim 'kami menemukan di dalam rumah sakit'," kata Hamdan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)