Sejarah Hari Jurnalis Internasional 19 November
Peringatan Hari Jurnalis Internasional jatuh pada hari Minggu (19/11/2023), simak inilah sejarah Hari Jurnalis Internasional.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Iinilah sejarah Hari Jurnalis Internasional yang diperingati setiap tanggal 19 November.
Tahun ini, peringatan Hari Jurnalis Internasional jatuh pada Minggu (19/11/2023) besok.
Hari Jurnalis Internasional adalah peringatan kepada para jurnalis yang sudah bekerja keras demi kepentingan banyak orang, dan bertanggung jawab untuk memberi informasi penting.
Baca juga: Masih Relevankah Jurusan Jurnalistik Tradisional di Tengah Perkembangan Pesat Media?
Saat ini, masyarakat semakin banyak mengonsumsi berita secara digital melalui e-reader, smartphone/HP, dan perangkat elektronik lainnya.
Namun, pemberitaan dengan media lama seperti surat kabar atau buletin juga tidak boleh terlupakan.
Sejarah Hari Jurnalis Internasional
Melansir National Today, jurnalisme atau profesi wartawan sudah ada sejak Dinasti Han di Tiongkok, yang memanfaatkan buletin berita yang diterbitkan secara rutin.
Namun, baru pada abad ke-17, publikasi yang melaporkan berita kepada masyarakat umum dengan cara yang standar mulai bermunculan.
Teknologi pencetakan massal seperti mesin cetak pun dikembangkan dan memungkinkan pendirian surat kabar untuk menyediakan berita kepada khalayak.
Penerbit surat kabar swasta di Tiongkok dimulai pada akhir Dinasti Ming pada 1582.
Di Eropa, surat kabar pertama sering dikenal dengan nama "Relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigen Historien" karya Johann Carolus.
Surat kabar tersebut diterbitkan pada tahun 1605 di Strasbourg.
Baca juga: Google Jajaki Rencana Peluncuran Layanan AI Jurnalis, Bisa Tulis Berita hingga Artikel Terkini
Kemudian, di beberapa wilayah seperti Kekaisaran Romawi dan Kerajaan Inggris, perusahaan jurnalistik dimulai sebagai usaha swasta.
Negara-negara lain seperti Prancis dan Prusia mengontrol pers dengan ketat, memperlakukannya terutama sebagai saluran propaganda pemerintah dan melakukan sensor secara konsisten.
Pemerintahan lain seperti Kekaisaran Rusia bahkan lebih waspada terhadap jurnalis.
Mereka secara efektif melarang publikasi jurnalistik hingga pertengahan abad ke-19.
Ketika publikasi surat kabar menjadi praktik yang lebih mapan dari waktu ke waktu, para penerbit pun meningkatkan jumlah publikasi menjadi mingguan atau harian.
Pusat perdagangan seperti London, Amsterdam, dan Berlin memiliki konsentrasi surat kabar yang lebih banyak.
Sementara itu, Amerika Latin mendirikan surat kabar pertamanya pada pertengahan hingga akhir abad ke-19.
Kini, masyarakat banyak mengonsumsi berita secara digital melalui beberapa perangkat elektronik yang ada.
(Tribunnews.com/Latifah)