Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Ketemu Vladimir Putin, Kim Jong Un Lanjutkan Rencana Luncurkan Satelit Mata-mata ke Orbit

Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan perjalanan luar negeri pada bulan September ke Rusia.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Setelah Ketemu Vladimir Putin, Kim Jong Un Lanjutkan Rencana Luncurkan Satelit Mata-mata ke Orbit
Kredit Photo: KCNA via Reuters
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjajal sebuah senapan serbu di sebuah pabrik senjata besar dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada 6 Agustus 2023. () 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara akan meluncurkan roket yang membawa satelit mata-mata ke orbit pada Rabu (22/11/2023) besok dan Jumat (1/12/2023) mendatang.

Dikutip dari Reuters, Pyongyang pun memberi tahu Jepang soal rencana tersebut.

Peluncuran itu bisa menjadi upaya ketiga pemerintahan Kim Jong Un untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit meski melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada Selasa (21/11/2023), Penjaga Pantai Jepang membenarkan bahwa Korea Utara memberikan pemberitahuan tentang peluncuran tersebut.

"Roket itu akan ditembakkan ke arah Laut Kuning dan Laut China Timur," terang Penjaga Pantai Jepang.

Baca juga: G7 Kecam Kiriman 1 Juta Peluru Artileri dari Korea Utara ke Rusia dalam Perang Melawan Ukraina

Pemberitahuan itu juga memicu kecaman langsung dari Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.

Dikutip Ap News, Kishida mengatakan sistem pertahanan udara Jepang, termasuk kapal perusak Aegis dan rudal pertahanan udara PAC-3, siap menghadapi situasi tak terduga yang (akan) muncul.

Berita Rekomendasi

"Bahkan jika tujuannya adalah untuk meluncurkan satelit, penggunaan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kishida kepada wartawan.

"Ini juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keamanan nasional," tegasnya.

Ia mengatakan kepada para pejabat untuk mencoba membujuk Pyongyang agar membatalkan rencana peluncuran tersebut melalui kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, lapor Kyodo News.

Baca juga: Mengapa Korea Utara Tutup Banyak Kedutaannya di Afrika?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjajal sebuah senapan serbu di sebuah pabrik senjata besar dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada 6 Agustus 2023. ()
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjajal sebuah senapan serbu di sebuah pabrik senjata besar dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada 6 Agustus 2023. () (Kredit Photo: KCNA via Reuters)

Reaksi Korea selatan

Sementara itu, Badan Keamanan Maritim Korea Selatan juga bereaksi atas rencana peluncuran roket yang membawa satelit mata-mata Pyongyang.

Dengan cepat, Seoul memperingatkan kapal-kapal yang berlayar di dekat wilayah peluncuran itu.

Para pejabat mengatakan bahwa meski pun Korea Utara membutuhkan satelit mata-mata untuk meningkatkan pemantauannya terhadap Korea Selatan, peluncuran itu punya tujuan lain.

Yakni untuk memperkuat program rudal jarak jauhnya.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakku saat ini pihaknya mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Tutup Beberapa Kedutaannya Karena Memperbaiki Misi Diplomatik

Dalam cuplikan video yang diambil dari cuplikan selebaran yang dirilis oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rusia pada 17 September 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) melambai sebelum naik kereta api saat upacara perpisahan di akhir kunjungannya ke Rusia di stasiun kereta Artyom dekat Vladivostok, di wilayah Primorsky.
Dalam cuplikan video yang diambil dari cuplikan selebaran yang dirilis oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rusia pada 17 September 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) melambai sebelum naik kereta api saat upacara perpisahan di akhir kunjungannya ke Rusia di stasiun kereta Artyom dekat Vladivostok, di wilayah Primorsky. (Selebaran / Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rusia / AFP)

Korea Utara sebelumnya meluncurkan satelit mata-mata pada dini hari, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.

Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan perjalanan luar negeri pada bulan September ke Rusia.

Selama di Rusia, Kim Jong Un mengunjungi pusat peluncuran ruang angkasa paling modern, di mana Presiden Vladimir Putin berjanji untuk membantu Pyongyang membangun satelit.

Jika peluncuran benar-benar terjadi, kemungkinan akan dilakukan tepat sebelum Korea Selatan meluncurkan satelit pengintai pertamanya dengan bantuan AS pada 30 November 2023.

Rencananya, Seoul akan menggunakan roket SpaceX Falcon-9 dari pangkalan militer AS di Vandenberg.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-617: Korea Utara Kirim 1 Juta Peluru Artileri ke Moskow

Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di kosmodrom Vostochny di luar kota Tsiolkovsky, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari kota Blagoveshchensk di kejauhan. wilayah Amur timur, Rusia, Rabu, 13 September 2023. Jurnalis independen tidak diberi akses untuk meliput peristiwa yang digambarkan dalam gambar yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini. Isi gambar ini adalah seperti yang disediakan dan tidak dapat diverifikasi secara independen. Tanda air berbahasa Korea pada gambar yang disediakan oleh sumber berbunyi:
Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di kosmodrom Vostochny di luar kota Tsiolkovsky, sekitar 200 kilometer (125 mil) dari kota Blagoveshchensk di kejauhan. wilayah Amur timur, Rusia, Rabu, 13 September 2023. Jurnalis independen tidak diberi akses untuk meliput peristiwa yang digambarkan dalam gambar yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini. Isi gambar ini adalah seperti yang disediakan dan tidak dapat diverifikasi secara independen. Tanda air berbahasa Korea pada gambar yang disediakan oleh sumber berbunyi: "KCNA" yang merupakan singkatan dari Korean Central News Agency. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP) (AP/?????)

Rencana Korea Utara bisa saja melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan PBB melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara karena menganggap peluncuran tersebut sebagai uji coba terselubung terhadap teknologi misilnya.

Korea Utara telah berusaha meluncurkan satelit mata-mata dua kali pada awal tahun ini, namun gagal karena alasan teknis.

Dan dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya akan segera mencobanya lagi.

Awalnya, peluncuran ini dijadwalkan pada bulan Oktober, entah karena alasan apa sampai akhirnya diundur bulan ini.

Pyongyang mengaku butuh satelit mata-mata untuk menghadapi meningkatnya ancaman militer dari pimpinan AS.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas