Presiden Belarus Lukashenko: Konflik Hamas-Israel Berpotensi Picu Perang Dunia
Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko berpendapat, perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza dapat memicu perang dunia.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MINSK – Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko berpendapat, perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza dapat memicu perang dunia.
Dia juga mencatat bahwa sudah cukup banyak hal yang telah dikatakan mengenai penyebab konflik dan standar ganda yang digunakan negara-negara Barat dalam menilai konflik tersebut.
“Bahkan para pendukung rezim Amerika Serikat dan Uni Eropa saat ini pun membicarakan hal ini. Perpecahan di kubu yang disebut sebagai kelompok demokrat Barat adalah kenyataan saat ini dan bukti dari keseriusan politik mereka,” ujar Lukashenko.
“Yang lebih memprihatinkan adalah firasat akan adanya bencana global seperti perang dunia baru yang mungkin disebabkan oleh konflik regional,” sambungnya.
Di sisi lain, Lukashenko memuji kesepakatan gencatan senjata oleh Israel-Hamas untuk membebaskan sandera.
“Gencatan senjata sangatlah penting demi membebaskan tawanan dan membuat bantuan kemanusiaan masuk ke area yang terkepung,”
Gencatan Senjata Dimulai
Israel dan Hamas akan memulai gencatan senjata selama empat hari pada Jumat (24/11/2023) pagi, dengan kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel dibebaskan pada hari itu juga.
“Gencatan senjata akan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan,” kata mediator Qatar.
Baca juga: Gencatan Senjata dengan Israel Dimulai Jumat Ini, Hari Pertama Hamas Bebaskan 13 Sandera
“Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen,” sambungnya.
Baca juga: Gencatan Senjata Gaza Ditunda, PM Netanyahu Perintahkan Tentara Israel Gempur Khan Younis
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika menyebut gencatan senjata itu sebagai “momen penuh harapan”, sembari mengatakan upaya untuk membebaskan semua sandera akan terus dilakukan.