Rusia Luncurkan 71 Drone Buatan Iran ke Ukraina: Kiev Gelap Gulita Saat Suhu di Bawah Titik Beku
Serangan besar-besaran Rusia itu menyebabkan pemadaman listrik di pusat kota Kiev saat suhu di musim dingin ini turun di bawah titik beku.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Rusia Luncurkan 71 Drone Buatan Iran ke Ibu Kota Ukraina dalam Semalam: Kiev di Bawah Titik Beku
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Ukraina mengatakan, ibu kota negara mereka, Kiev, mengalami serangan puluhan drone penyerang Rusia dalam satu malam, Sabtu (25/11/2023).
Pihak berwenang Kiev menyebut, jumlah drone yang diluncurkan Rusia adalah sebanyak 71 unit drone jenis tempur.
Kesemua drone itu diklaim Ukraina berhasil dijatuhkan.
Baca juga: Ukraina di Titik Nadir Lawan Rusia: Amunisi Habis, AS Berpaling, Israel Bikin Kiev Nelangsa
"Ini adalah serangan terbesar di ibu kota sejak dimulainya invasi (Rusia)," kata pernyataan Kiev dilansir TMT, Minggu (26/11/2023).
Tentara Ukraina mengatakan sebagian besar drone itu adalah drone Shahed buatan Iran.
Kebanyakan drone Shaded itu menyasar di ibu kota, Kiev.
Meski berhasil dilumpuhkan, serangan itu menyebabkan pemadaman listrik di pusat kota saat suhu musim dingin turun di bawah titik beku.
Serangan pesawat tak berawak itu terjadi ketika Ukraina memperingati Hari Peringatan Holodomor, memperingati tragedi kelaparan jutaan orang di Ukraina pada tahun 1930-an di bawah pemerintahan diktator Soviet, Josef Stalin.
Pemerintah kota Kiev mengatakan gelombang serangan drone Rusia itu adalah yang paling masif sejak awal invasi skala penuh Moskow pada Februari 2022.
Lima orang di Kiev dilaporkan terluka karena serangan itu.
"(Korban luka) Yang termuda berusia 11 tahun dan yang tertua 65 tahun," kata Walikota Kiev, Vitali Klitschko.
Gelombang Serangan Berlangsung Enam Jam
Walikota Kiev, Vitali Klitschko, menjelaskan serangan drone Rusia itu berlangsung selama enam jam.
"Peringatan serangan udara di kota berlangsung selama enam jam. Jatuhnya puing-puing pesawat tak berawak telah memicu kebakaran dan merusak bangunan (yang tersebar) di seluruh kota."
“Musuh terus melakukan teror,” katanya.
Kementerian Energi Ukraina mengatakan serangan itu memutus aliran listrik ke saluran utama, menyebabkan 77 bangunan tempat tinggal dan 120 fasilitas publik gelap gulita tanpa aliran listrik.
"Perbaikan sedang berlangsung," katanya.
Tentara Ukraina mengatakan, meskipun “target utama” serangan itu adalah Keiv, serangan juga mengarah ke wilayah lain teritorial Ukraina.
"Pertahanan udara juga telah dikerahkan di seluruh Ukraina selatan dan sebuah peluru kendali telah dihancurkan di wilayah Dnipropetrovsk tengah," kata dia.
Pihak berwenang Ukraina menyebut terjadi pemadaman listrik di seluruh wilayah.
Kiev memang menyiapkan diri atas manuver serangan baru Rusia yang menargetkan jaringan energinya saat musim dingin tiba.
Ukraina sangat waspada lantaran khawatir akan terulangnya kejadian tahun lalu, ketika ribuan orang dibiarkan tanpa pemanas atau penerangan dalam suhu yang sangat dingin.
Lebih dari 21 bulan setelah serangan Moskow, pertempuran paling sengit terjadi di timur Ukraina dan kini berpusat di sekitar kota Avdiivka, yang hampir dikepung oleh pasukan Rusia.
Serangan Simbolis Holodomor
Pihak berwenang di Keiv mengatakan serangan ini bersifat "simbolis" merujuk pada serangan besar-besaran yang menyasar ibu kota Ukraina tersebut pada peringatan Holodomor.
“Lebih dari 70 Shahed pada malam Hari Peringatan Holodomor… Kepemimpinan Rusia bangga dengan fakta bahwa mereka dapat membunuh,” kata Presiden Volodymyr Zelensky di media sosial.
Ukraina mengatakan Holodomor – bahasa Ukraina yang berarti “kematian karena kelaparan” – sengaja disebabkan oleh kebijakan pertanian era Soviet.
Moskow menyangkal hal ini dan mengatakan kalau hal tersebut merupakan bagian dari bencana kelaparan yang lebih luas yang juga berdampak pada wilayah Uni Soviet di Rusia.
“Mereka mencoba menundukkan kami, membunuh kami, memusnahkan kami,” kata Zelensky di media sosial.
"Mereka gagal," tambah Zelensky.
Dia mengatakan “mustahil” bagi Kiev untuk memaafkan atau melupakan “kejahatan genosida yang mengerikan”.
Zelensky juga berterima kasih kepada semakin banyak negara yang mengakui Holodomor sebagai kejahatan yang disengaja terhadap Ukraina.
Zelensky mengatakan serangan besar-besaran terbaru Rusia terhadap Ukraina saat ini mungkin terjadi karena apa yang disebutnya sebagai 'kejahatan masa lalu yang tidak dikutuk'.
"Pada abad terakhir, kelaparan datang dari Moskow. Sekarang, kita mendengar kata-kata penyangkalan dari sana. Dan setiap kata-kata penyangkalan ini sebenarnya terdengar seperti sebuah pengakuan," kata Zelensky.
Ukraina telah mendesak negara-negara Barat untuk memberikan lebih banyak senjata untuk melawan invasi Rusia, karena khawatir perhatian global telah beralih ke konflik Israel-Gaza.
(oln/*/tmt)