WHO Konfirmasi Cacar Monyet Menyebar Lewat Kontak Seksual di Kongo
WHO mengonfirmasi penularan cacar monyet atau Monkeypox, melalui hubungan seksual di Republik Demokratik Kongo untuk pertama kalinya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi penularan cacar monyet atau Monkeypox, melalui hubungan seksual di Republik Demokratik Kongo untuk pertama kalinya.
Wabah ini menyebar luas di Kongo dan makin memicu kekhawatiran, dikutip dari Al Jazeera.
Para ilmuwan di Afrika memperingatkan bahwa situasi ini bisa mempersulit upaya untuk menghentikan penyebaran cacar monyet.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (23/11/2023) malam yang lalu, WHO mengatakan, ada seorang warga Belgia melakukan perjalanan ke Kongo pada bulan Maret.
Tak lama setelah itu, ia dinyatakan positif terkena cacar monyet.
WHO mengatakan individu tersebut “mengidentifikasi dirinya sebagai pria yang melakukan hubungan seksual dengan pria lain”.
Baca juga: Temuan Kasus Cacar Monyet Terbanyak di DKI Jakarta
Pria itu mengaku telah pergi ke beberapa klub untuk pria gay dan biseksual.
Di antara kontak seksualnya, lima orang kemudian dinyatakan positif terkena cacar monyet, kata WHO.
“Ini adalah bukti pasti penularan cacar monyet secara seksual di Afrika,” kata ahli virologi Nigeria, Oyewale Tomori.
Tercatat ada lusinan klub seperti yang didatangi pria Belgia itu di Kongo.
WHO menggambarkan penyebaran cacar monyet baru-baru ini sebagai hal yang tidak biasa.
Badan tersebut juga menyoroti risiko penyakit ini dapat menyebar luas di kalangan jaringan seksual.
Baca juga: Satu Pasien Cacar Monyet di RSCM Meninggal Dunia, Punya Riwayat HIV Positif
Jumlah infeksi di Kongo
WHO menambahkan, wabah cacar monyet tahun ini di Kongo telah menginfeksi lebih dari 12.500 orang.
Bahkan saat ini sudah ada 580 orang tewas akibat cacar monyet.
Angka tersebut kira-kira dua kali lipat dari jumlah korban cacar monyet pada tahun 2020.
"Menjadikannya wabah terbesar yang pernah terjadi di Kongo," kata WHO.
Kekhwatiran ilmuwan Eropa terkait cacar monyet
Di tempat terpisah dari benua Afrika, para peneliti di Inggris juga memiliki kekhawatiran serupa.
Baca juga: Cacar Monyet Jangkit Warga Kota Cirebon Cirebon, Ini Kata Dinas Kesehatan
Mereka menyampikan kekhawatiran bahwa virus cacar monyet atau Monkeypox yang makin bermutasi dan menyebar luas.
Menurut ilmuwan, virus telah bermutasi pada tingkat yang jauh lebih tinggi dibanding tahun 2018 kemarin.
Analisis mereka menunjukkan bahwa virus menyerang gen yang memproduksi sistem kekebalan tubuh, dilansir Daily Mail.
Ilmuwan juga memperkirakan cacar monyet telah menular ke manusia setidaknya sejak tahun 2016 atau enam tahun yang lalu.
"Pengamatan terhadap penularan Monkeypox yang berkelanjutan ini menunjukkan perubahan mendasar terhadap persepsi virus cacar monyet, sebagai penularan dari hewan ke manusia," kata para peneliti dari Universitas Edinburgh.
Mereka juga mengingatkan agar pesan kesehatan masyarakat seputar Monkeypox, manajemen dan pengendalian wabah untuk direvisi.
Ketika virus menular di antara manusia dan bermutasi, situasi ini meningkatkan risiko munculnya mutasi baru, yang bisa membuat virus itu jadi lebih menular dan berbahaya.
Baca juga: Ditemukan 8 Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat, Warga Diminta Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science, para peneliti membandingkan penularan Monkeypox dari 2018 hingga 2022.
Ilmuwan menemukan bahwa tingkat mutasi meningkat pesat.
Monkeypo, secara historis merupakan penyakit endemik di Afrika Barat dan Tengah.
Virus cacar monyet hanya memicu kasus secara sporadis ketika virus tersebut menyebar dari hewan pengerat.
Namun pada tahun 2022 virus memicu 30.000 kasus dan 55 kematian di AS saja, dengan California, New York, dan Texas yang terkena dampak paling parah.
Cacar monyet di Indonesia
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama mengatakan ada 27 kasus cacar monyet di Indonesia per Oktober 2023 kemarin.
Baca juga: Ilmuwan Khawatir Virus Cacar Monyet Makin Bermutasi, Sudah Dilaporkan di 100 Negara
"Sebanyak 22 orang dari Jakarta. Empat orang di Banten. Lalu 1 orang di Bandung," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (31/10/2023).
Untuk karakteristik pasien, sebanyak 42 persen dari total seluruh kasus didominasi usia 25 hingga 39 tahun.
Sementara yang berusia 18 hingga 24 tahun tercatat lebih rendah, yakni sebanyak 12 persen.
Sampai saat ini penularan dari seluruh kasus di Indonesia juga melalui kontak seksual.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) prediksi kasus cacar monyet di Indonesia mencapai angka 3.600 kasus.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu.
"Diperkirakan kasus kita dengan jumlah populasi kunci bisa 3600 orang kalau tidak diintervensi (dengan) baik," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Kamis (26/10/2023).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani, Aisyah)