Gencatan Senjata Hari Terakhir: Hamas Bebaskan 78 Sandera, Israel Lepas 180 Tahanan Palestina
Dengan syarat Hamas harus memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan untuk setiap harinya seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Memasuki hari kelima gencatan senjata antara Israel dan Hamas ratusan tawanan resmi dibebaskan, jumlah tersebut kian bertambah pasca PM Israel Benyamin Netanyahu dan pasukan militan Hamas sepakat untuk memperpanjang jeda kemanusian selama dua hari, terhitung sejak Selasa (28/11/2023) dini hari waktu Gaza.
"Kami ingin memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan,” jelas pernyataan yang dirilis militan Hamas.
Awalnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza selama empat hari, dengan imbalan pembebasan sandera perang. Adapun pertukaran sandera dan tahanan tahap pertama dilakukan Jumat (24/11/2023) hingga Senin (27/8/2023).
Namun memasuki hari terakhir gencatan senjata Israel kembali menyepakati ajakan Hamas untuk gencatan senjata lanjutan selama dua hari mulai Selasa (29/11/2023) sampai dengan Rabu (30/11/2023).
Dengan syarat Hamas harus memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan untuk setiap harinya seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal.
Rincian Sandera Israel – Palestina yang Dibebaskan.
Di hari pertama gencatan senjata, sebanyak 24 sandera yang dibebaskan Hamas saat gencatan senjata hari pertama, meliputi 13 warga Israel, 10 warga Thailand, dan satu warga Filipina.
Sementara itu dari Israel mengungkap bahwa pihaknya telah membebaskan 39 tahanan Palestina terdiri dari 24 perempuan dan 15 bocah laki-laki ke Tepi Barat sebagai bagian dari kesepakatan jeda pertempuran.
Di hari kedua, Brigade Al Qassam memutuskan menunda pembebasan sandera tahap kedua karena Israel telah melanggar beberapa aturan yang tertera di dalam perjanjian gencatan senjata.
Meski melewati negosiasi yang sulit, namun Qatar berhasil melobi Brigade Al Qassam untuk melanjutkan pembebasan sandera tahap 2. Adapun total sandera yang dibebaskan Hamas dalam gencatan senjata hari kedua yakni sebanyak 13 tahanan Israel dan 7 orang asing. Sementara pihak Israel melaporkan telah membebaskan 39 warga sipil Palestina dari penjara Damon dan Megiddo.
Di hari ketiga, 13 sandera termasuk 9 anak – anak yang jadi tahanan Hamas telah dipulangkan ke wilayah Israel, sementara 4 sandera berkewarganegaraan asing dipulangkan melalui Mesir. Sementara itu, Israel mengaku membebaskan 39 warga Palestina, termasuk 6 wanita dan 33 remaja.
Di hari keempat, Al Arabiya mencatat Hamas membebaskan 11 sandera yang semuanya berkewarganegaraan ganda, terdiri atas tiga warga Israel-Prancis, dua warga Israel-Jerman dan enam warga Israel-Argentina. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 33 tahanan Palestina yang sebagian besar terdiri tahanan anak-anak.
Di hari kelima kesepakatan gencatan senjata, kelompok Hamas kembali melepaskan 10 sandera warga negara Israel dan dua warga negara asing, sementara Israel membebaskan 30 tahanan Palestina dari penjara, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.