Israel kembali perangi Hamas di Gaza, jeda pertempuran berakhir
Militer Israel menyatakan telah melanjutkan pertempuran dengan Hamas di Gaza, pada Jumat (1/12).
Seorang pejabat senior AS mengatakan pada Rabu (22/11) bahwa setidaknya tiga warga negara Amerika – termasuk Avigail Idan, bocah tiga tahun berkewarganegaraan ganda AS-Israel yang orang tuanya dibunuh di Kibbutz Kfar Aza – termasuk di antara 50 sandera yang bakal dibebaskan.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan pada Selasa sore bahwa Hamas juga dapat secara sepihak membebaskan 26 warga negara Thailand yang diyakini termasuk di antara para sandera.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah ditunjuk untuk menerima para sandera di Gaza, seperti yang dilakukan stafnya ketika Hamas membebaskan dua wanita Israel-Amerika dan dua wanita Israel bulan lalu.
Pada Rabu malam, Netanyahu mengutip perjanjian yang mengatakan bahwa Komite Palang Merah Internasional juga akan "diizinkan mengunjungi sandera lainnya dan memberi mereka obat-obatan yang diperlukan". Namun, Ansari tidak bisa mengungkapkan apakah memang demikian.
Pasukan Israel yang beroperasi di Gaza juga telah menyelamatkan seorang tentara perempuan dan menemukan dua mayat sandera perempuan lainnya – seorang tentara dan seorang warga sipil.
Pemerintah Israel mengatakan pihaknya akan "melanjutkan perang untuk memulangkan semua sandera, menyelesaikan pemusnahan Hamas, dan memastikan bahwa tidak akan ada ancaman baru terhadap Negara Israel dari Gaza".
Apa yang terjadi di Gaza selama jeda pertempuran?
Pernyataan Hamas yang dirilis pada Rabu (22/11) pagi memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang mereka harap bakal dilakukan militer Israel selama periode yang disebut sebagai “hudna”, atau gencatan senjata sementara.
Hamas menuntut semua aktivitas pesawat tak berawak dan pesawat Israel akan dihentikan selama empat hari di selatan Gaza.
Namun di wilayah utara – yang telah menjadi target utama operasi Israel untuk membubarkan Hamas – aksi serupa hanya akan dilakukan antara pukul 10:00 dan 16:00 waktu setempat (08:00-14:00 GMT) setiap hari.
Pasukan dan tank Israel diperkirakan akan tetap berada di posisi mereka di Gaza selama jeda empat hari, namun pernyataan Hamas mengatakan pasukan Israel tidak akan menyerang atau menangkap siapa pun.
Ansari mengatakan akan ada “gencatan senjata komprehensif” di utara dan selatan, sementara kepala perundingan Qatar, Menteri Luar Negeri Mohammed al-Khulaifi, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa “tidak akan ada serangan apa pun, tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi.” Tidak ada apa-apa".
Bagi warga Palestina di Gaza, jeda dalam pertempuran brutal sangat diharapkan. Apalagi sebanyak 1,7 juta jiwa penduduk Gaza telah meninggalkan rumah, menurut PBB.
Kesepakatan itu akan memungkinkan 200 truk yang membawa bantuan, empat tanker bahan bakar, dan empat truk pengangkut gas elpiji memasuki Gaza melalui penyeberangan Rafah Mesir setiap hari selama empat hari jeda pertempuran.