Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil HMS Diamond, Kapal Perusak AL Inggris Dikirim ke Teluk, Buntut Aksi Houthi Yaman

HMS Diamond, kapal perusak AL Inggris yang dikirim ke Perairan Teluk buntut aksi Houthi Yaman.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Profil HMS Diamond, Kapal Perusak AL Inggris Dikirim ke Teluk, Buntut Aksi Houthi Yaman
seaforces.org
HMS Diamond, kapal perusak AL Inggris. Kapal perusak ini telah dikirim Inggris ke Perairan Teluk, buntut aksi pembajakan yang dilakukan Houthi Yaman pada kapal kargo terkait Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Inggris mengumumkan mereka mengirim salah satu kapal Angkatan Lautnya yang paling canggih, HMS Diamond kapal perusak Tipe 45, ke wilayah Perairan Teluk.

Pengiriman ini menyusul pecahnya konflik antara Israel dan Hamas, yang kemudian berbuntut penyitaan kapal kargo terkait Israel oleh militan Yaman, Houthi, di Laut Merah pada 19 November 2023 lalu.

Inggris berdalih, pengiriman HMS Diamond adalah sebuah operasi untuk menjamin kebebasan navigasi di Laut Merah.

Tak hanya itu, Inggris juga mengklaim operasi tersebut bertujuan untuk menyakinkan kapal dagang dan memastikan arus perdagangan aman, kata Kementerian Pertahanan Inggris.

"Sangat penting bagi Inggris untuk memperkuat kehadiran kami di kawasan Perairan Teluk, untuk menjaga Inggris dan kepentingan kami dari dunia yang bergejolak dan penuh persaingan," kata Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, pada Kamis (30/11/2023), dilansir Al Arabiya.

Baca juga: Anggap Houthi Yaman Kurang Ajar, Inggris Kirim Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan ke Perairan Teluk

Lebih lanjut, Shapps menyebut Perairan Teluk merupakan jalur penting bagi pelayaran dagang, termasuk kapal tanker yang membawa sebagian besar pasokan gas alam cair ke Inggris.

Karena itu, ia beralasan, pengiriman HMS Diamond ke Perairan Teluk agar jalur perdagangan laut bisa tetap terbuka.

Berita Rekomendasi

"Pengerahan (HMS Diamond) hari ini akan memperkuat patroli AL Kerajaan Inggris, membantu menjaga jalur perdagangan penting tetap terbuka, dan membuktikan komitmen kami terhadap keamanan regional," urai Shapps.

HMS Diamond akan bergabung dengan HMS Lancaster yang lebih dulu dikirimkan ke Perairan Teluk pada tahun 2022 lalu.

Selain HMS Lancester, Inggris juga telah mengirim tiga kapal pemburu ranjau dan sebuah kapal pendukung di Perairan Teluk.

Lantas, seperti apa profil HMS Diamond?

Dikutip dari Royal Navy, kapal perang HMS Diamond (D34) adalah kapal perusak berkemampuan tinggi dan salah satu yang tercanggih di dunia.

Kapal ini merupakan kapal ketiga dari kapal perusak Tipe 45 yang diproduksi untuk Royal Navy.

HMS Diamond pertama kali dirilis pada 2007.

Namun, kapal perusak ini baru menyelesaikan uji coba lautnya pada Juli 2010.

HMS Diamond pertama kali bertugas pada musim panas 2012, bersamaan dengan Diamond Jubilee Ratu Elizabeth II.

Peran utama HMS Diamond adalah untuk memberikan pertahanan udara pada kapal-kapal lain menggunakan sistem rudal-anti udara Sea Viper yang tangguh.

Sistem tersebut dapat mendeteksi ancaman musuh dari jarak jauh, menginterogasi musuh, dan menetralisirnya jika diperlukan.

HMS Diamond diketahui bisa melakukan berbagai tugas perang dan kepolisian, mulai dari operasi penumpasan narkotika hingga memberikan bantuan kemanusiaan dan bencana.

HMS Diamond juga berperan sebagai bagian Kelompok Tugas Pengangkut untuk kapal induk Queen Elizabeth Class yang baru.

Kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Diamond. Kapal bertipe destroyer ini akan bertugas di Kawasan Teluk, mulai dari Laut Merah hingga Samudera Hindia guna mengamankan jalur pelayaran internasional dari gangguan milisi Houthi dan tentara Yaman, terkait perang Gaza antara Hamas dan Israel.
Kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Diamond. Kapal bertipe destroyer ini akan bertugas di Kawasan Teluk, mulai dari Laut Merah hingga Samudera Hindia guna mengamankan jalur pelayaran internasional dari gangguan milisi Houthi dan tentara Yaman, terkait perang Gaza antara Hamas dan Israel. (British Gov.)

Baca juga: Houthi Bantah Narasi Heroik AS Selamatkan Kapal di Teluk Aden: Tak Mungkin Rudal Kami Meleset 10 Mil

Kapal perusak ini memiliki garis ramping yang dirancang untuk melakukan stealth di laut, sehingga hampir tidak terlihat di radar musuh.

Dilengkapi sensor militer mutakhir dan serangkaian sistem senjata canggih, HMS Diamond siap mendeteksi dan menghancurkan segala ancaman di udara, permukaan, dan bawah laut.

HMS Diamond pernah terlibat dalam Operasi Timur Tengah pada 2012.

Lalu, pada Februari 2014, HMS Diamond mengawal MV Ark Futura yang membawa bahan kimia dari Suriah.

Inggris Sebut Houthi Kurang Ajar

Di kesempatan yang sama saat mengumumkan pengiriman HMS Diamond, Inggris secara spesifik mengidentifikasi pihak jahat dan bermusuhan adalah milisi Houthi dan pihak bersenjata lain di Yaman.

Keputusan pengerahan Kapal perang HMS Diamond, sebut Inggris, dipicu oleh sejumlah hal dan alasan.

“Dari upaya bersama untuk mencegah eskalasi setelah dimulainya konflik baru di Israel dan Gaza, hingga penyitaan MV Galaxy Leader secara tidak sah dan kurang ajar oleh Houthi di Laut Merah," tulis pernyataan Inggris.

Pengerahan HMS Diamond terjadi setelah Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan pada 25 November, soal adanya sebuah kapal barang yang tengah berlayar diperintahkan oleh “entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman” untuk mengubah arah di Laut Merah.

“UKMTO telah mengetahui adanya entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman yang memerintahkan sebuah kapal untuk mengubah arah,” kata badan tersebut.

Lebih lanjut, mereka menyarankan semua kapal di sekitar untuk “berhati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan ke UKMTO".

Houthi sendiri sebelumnya telah menegaskan posisinya dalam konflik Israel-Hamas.

Kelompok militan Yaman ini menyatakan perang terhadap Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat (AS), sebagai wujud solidaritas pada Hamas.

Belakangan, tentara nasional Yaman juga berikrar untuk melawan Israel dengan berbagai cara, termasuk memblokade jalur pelayaran, termasuk di Selat Bab al-Mandab.

Baca juga: Dua Rudal Balistik dari Wilayah Houthi di Yaman Sasar Kapal Perusak AS USS Mason di Teluk Aden

Wakil Perdana Menteri Urusan Pertahanan dan Keamanan di Pemerintahan Sanaa di Yaman, Jalal al-Rowaishan, mengatakan gencatan senjata kemanusiaan sementara antara Israel dan Hamas, tidak akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menutup Laut Merah yang selama ini digunakan sebagai jalur pelayaran kapal-kapal Israel.

“Gencatan senjata menyangkut Gaza, dan juru bicara militer mengumumkan bahwa keputusan kami untuk menutup Laut Merah bagi musuh masih berlaku,” tegas al-Rowaishan.

Ia menekankan, posisi Yaman dalam perang di Gaza telah diumumkan secara resmi.

Al-Rowaishan juga menambahkan Yaman tidak akan lagi mencari cara diplomatik sehubungan dengan agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Aksi Pembajakan oleh Houthi

Ilustrasi kapal kargo Galaxy Leader yang disita oleh militan Houthi dari Yaman pada Minggu (19/11/2023). Kapal tersebut diduga memiliki hubungan dengan Israel, yang menjadi musuh Houthi setelah Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza.
Ilustrasi kapal kargo Galaxy Leader yang disita oleh militan Houthi dari Yaman pada Minggu (19/11/2023). Kapal tersebut diduga memiliki hubungan dengan Israel, yang menjadi musuh Houthi setelah Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza. (X)

Sebelumnya, Houthi membajak sebuah kapal kargo yang diduga sebagian dimiliki oleh seorang pengusaha Israel, Rami Ungar.

Juru bicara Houthi mengonfirmasi pada Minggu (19/11/2023), pejuangnya membajak kapal kargo milik Inggris yang dioperasikan oleh Jepang.

“Kami memperlakukan para kru sesuai dengan norma dan prinsip Islam,” kata Yahya Saree, juru bicara Houthi kepada Al Jazeera.

Kapal bernama Galaxy Leader itu membawa setidaknya 22 orang dan dilaporkan sedang dalam perjalanan dari Turki ke India.

Galaxy Leader, yang mengibarkan bendera Bahama, diduga tidak dilaporkan ke layanan pelacakan kapal selama 26 jam.

Houthi sebelumnya telah mengumumkan dimulainya operasi untuk menyerang kapal-kapal berbendera Israel.

Houthi memperingatkan pelaut internasional untuk tidak bekerja di perusahaan semacam itu.

Yahya Saree memperbarui peringatan untuk menargetkan kapal milik Israel atau pendukung Israel.

"Mata kami terbuka untuk terus memantau dan mencari kapal Israel mana pun di Laut Merah," kata Yahya Saree.

Baca juga: AS Kirim Kapal Selamatkan Kargo terkait Israel, Diduga Diserang Houthi Yaman

"Kami menegaskan kelanjutan operasi militer kami terhadap Israel sampai agresi dan kejahatan buruk terhadap saudara-saudara Palestina kami di Gaza dan Tepi Barat berhenti," tambahnya.

Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintah Israel tidak terlibat dalam kepemilikan kapal, pengoperasian atau susunan awak tersebut.

Pemerintah Israel menyebut pembajakan kapal itu adalah masalah yang serius.

Mereka menuduh Iran, sekutu Houthi, sebagai pihak yang mendukung permusuhan.

"Ini adalah tindakan Iran yang mencerminkan peningkatan permusuhan Iran terhadap warga dunia bebas, yang juga berdampak internasional terhadap keamanan rute pelayaran global," kata pemerintah Israel dalam sebuah pernyataan, Minggu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Hasiolan Eko P Gultom/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas