100 Tentara Israel Menderita Kebutaan karena Ledakan Saat Menyerang Gaza, Laporan Media Israel
Otoritas Penyiaran Israel telah melaporkan insiden yang mengkhawatirkan dimana lebih dari seratus tentara menderita kebutaan.
Penulis: Muhammad Barir
100 Tentara Israel Menderita Kebutaan karena Ledakan saat Menyerang Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Otoritas Penyiaran Israel telah melaporkan insiden yang mengkhawatirkan dimana lebih dari seratus tentara menderita kebutaan sebagian atau seluruhnya akibat ledakan di bagian utara Jalur Gaza.
Dalam laporannya, Kan News menyatakan sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober, sebanyak 100 tentara Israel mengalami luka di matanya. Sebagian dari mereka tidak sedikit yang kemudian menjadi buta.
Namun rincian yang mendetail mengenai sifat ledakan tersebut dan keadaan yang menyebabkan cedera parah di antara para prajurit masih dirahasiakan dalam laporan tersebut.
Peristiwa-peristiwa ini muncul di tengah ketegangan dan konflik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, yang sering kali ditandai dengan banyaknya korban jiwa dan cedera di kedua belah pihak.
Militer Israel semakin mengintensifkan operasinya, mengepung rumah pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Khan Younis ketika situasi di Gaza meningkat.
Sebagian besar penduduk Gaza, lebih dari 80 persen, telah mengungsi, seperti yang dilaporkan oleh kepala hak asasi manusia PBB, sehingga semakin meningkatkan potensi bencana kemanusiaan.
Reaksi dan Peringatan Global
Komunitas internasional berada dalam kewaspadaan tinggi, dengan AS mengeluarkan panduan keamanan untuk komunitas berbasis agama mengingat meningkatnya antisemitisme dan Islamofobia.
Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) telah menyerukan penghentian kemanusiaan lebih lanjut dalam pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sementara itu, negara-negara Arab di PBB sedang menyempurnakan usulan resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Gaza.
Kondisi Kemanusiaan yang Mengerikan di Gaza
Konflik yang meningkat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
PBB melaporkan bahwa lebih dari 80% penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka. Pertempuran sengit telah menghalangi pekerja bantuan untuk mendistribusikan makanan, air, dan obat-obatan di sebagian besar Jalur Gaza, dan distribusi bantuan hanya mungkin dilakukan di dalam dan sekitar Rafah di perbatasan dengan Mesir karena pertempuran dan penutupan jalan.
Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa pertempuran baru akan memperparah krisis kelaparan yang sudah sangat parah di Gaza.
Status kesehatan tentara yang terkena dampak, dampak jangka panjang dari cedera mereka, dan tanggapan militer Israel terhadap insiden ini masih belum jelas.