Hamas Bantah Tuduhan Amerika Terkait Kekerasan Seks Tahanan Israel: Fitnah, Opini Penyesatan Publik
Dalam pertemuan PBB yang dihadiri 800 diplomat Biden juga turut mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk mengutuk pemerkosaan dilakukan Hamas.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![Hamas Bantah Tuduhan Amerika Terkait Kekerasan Seks Tahanan Israel: Fitnah, Opini Penyesatan Publik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pertukaran-sandera-hamas-dan-tahanan-israel_20231125_142934.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Sayap kanan pejuang Palestina, Hamas dengan tegas menolak tuduhan yang dilontarkan presiden Amerika Joe Biden terkait kekerasan seks yang dilakukan anggotanya pada tahanan perempuan Israel.
“Tuduhan itu bohong, itu adalah bagian dari kampanye Zionis (Israel) dan Amerika yang mempromosikan kebohongan dan tuduhan yang tidak berdasar, untuk menjelek-jelekkan perlawanan Palestina,” jelas juru bicara Hamas.
Adapun bantahan tersebut disampaikan Hamas beberapa hari setelah seorang perwira polisi senior Shelly Harush mengatakan kepada anggota parlemen Israel bahwa penyidik telah mengumpulkan lebih dari 1.500 pernyataan dari saksi, dokter, dan ahli patologi yang menjelaskan bahwa tawanan Hamas telah mengalami kekerasan seksual selama disandera.
Baca juga: ISW: Taktik dan Strategi Militer Hamas Semakin Canggih Hadapi Zionis Israel di Gaza Selatan
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Kementerian Kehakiman Israel yang mengatakan bahwa para korban sandera Hamas kedapatan disiksa, dianiaya secara fisik, diperkosa, dibakar hidup-hidup, dan dimutilasi.
“Kami mendengar laporan mengenai perempuan yang diperkosa berulang kali dan tubuh mereka dimutilasi saat masih hidup, mayat perempuan dinodai. Hamas menimbulkan rasa sakit dan penderitaan sebanyak mungkin pada perempuan dan anak perempuan dan kemudian membunuh mereka. Ini sangat mengerikan,” kata Biden
Tak sampai disitu dalam pertemuan PBB yang dihadiri 800 diplomat Biden juga turut mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk mengutuk pemerkosaan yang dilakukan Hamas terhadap tawanan perempuan Israel.
“Dunia tidak bisa hanya melihat apa yang sedang terjadi. Adalah tanggung jawab kita semua untuk secara tegas mengutuk kekerasan seksual yang dilakukan oleh teroris Hamas tanpa keraguan, tanpa kecuali,” tambah Biden.
Merespon tuduhan pelecehan seksual tersebut, komisi penyelidikan PBB yang menyelidiki kejahatan perang Israel-Hamas berjanji akan fokus menyelidiki dan mencari bukti terkait tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan Hamas dalam serangan 7 Oktober.
Israel Kerap Tebar Berita Hoaks
Sebagai informasi tuduhan seperti ini bukan kali pertama yang dilontarkan Israel kepada Hamas, sebelumnya PM Netanyahu telah berulang
kali menyebarkan berita hoax untuk menyerang militan Hamas lewat opini publik.
Serangan berita palsu pertama yang dikeluarkan Israel yakni berita Hamas yang telah memenggal kepala 40 bayi Israel, namun ketika ditelusuri lebih lanjut oleh media lokal Haaretz, tidak ada bukti yang menunjukkan sekelompok anak ditemukan tewas di lokasi yang sama sesuai dengan deskripsi Netanyahu.
Tak sampai disitu, kebohongan serius lainnya yang dilakukan PM Netanyahu yakni tuduhan Hamas membunuh warga Israel dalam acara Festival Musik Nova yang di gelar di Re’im. Namun saat di investigasi media Israel justru menunjukkan pelaku utama penembakan tersebut adalah Helikopter Apache milik tentara IDF.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.