Israel Telanjangi Pengungsi Gaza Utara: Diarak ke Jalan Lalu Diangkut Truk dengan Tangan Terikat
Kekejaman tentara Israel terhadap warga Gaza masih terus berlanjut di Gaza Utara.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekejaman tentara Israel terhadap warga Gaza masih terus berlanjut, tidak hanya terjadi di Gaza Selatan yang terus dibombardir oleh jet tempur Israel, tapi juga di Gaza Utara.
Salah satu sasaran gempuran Israel adalah sebuah sekolah UNRWA yang lokasinya tidak jauh dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.
Mengutip akun Instagram @eye.on.palestine, pada Kamis, 7 Desember 2023, sekolah ini dibom oleh jet tempur Israel dan menyebabkan gedung sekolah tersebut runtuh seketika.
Tak lama kemudian, mayat-mayat yang mayoritas terdiri dari anak-anak bergelimpangan di antara reruntuhan gedung dan di jalanan. Sungguh mengenaskan.
Diantara para korban tewas terdapat sejumlah orang dewasa.
Telanjangi Pengungsi Lalu Diangkut Truk
Di bagian lain di Gaza Utara, Tentara Israel menyerbu sebuah sekolah di sana yang dipakai warga Gaza untuk mengungsi mencari tempat berlindung. Kemudian mereka memaksanya keluar gedung lalu menelanjanginya.
Mereka digiring ke jalanan dengan tangan terikat ke belakang dengan hanya mengenakan celana pendek atau pakaian dalam.
Tak lama kemudian mereka diangkut menggunakan truk militer dan dibawa pergi.
Sekjen PBB Atifkan Surat Sakti untuk Gaza
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres resmi mengaktifkan surat sakti pasal 99 piagam PBB yang merupakan sinyal bahaya terkait keamanan global sebagai wujud keprihatinannya atas kebrutalan Israel di Gaza.
Guterres mengaktifkan surat sakti tersebut setelah Israel makin meningkatkan eskalasi serangan ke kawasan Gaza.
Israel terang-terangan menjalankan genosida massal yang menewaskan lebih dari 15 ribu orang dalam kurun waktu 8 pekan terakhir .
“Penderitaan warga Gaza sangat mengerikan. Lebih dari 15 ribu orang dilaporkan tewas, lebih dari separuh rumah telah hancur dan sekitar 80 persen atau 1,1 juta penduduk telah mengungsi ke fasilitas UNRWA di seluruh Gaza, sehingga menciptakan kondisi yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak higienis,” ujar Guterres.