Tolak PLO Kuasai Gaza, Netanyahu: Selama Saya Jadi PM Israel, Abbas Hanya Bermimpi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak PLO yang dipimpin Mahmoud Abbas berkuasa di Jalur Gaza jika Israel berhasil menggulingkan Hamas.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
![Tolak PLO Kuasai Gaza, Netanyahu: Selama Saya Jadi PM Israel, Abbas Hanya Bermimpi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/perdana-menteri-israel-benjamin-netanyahu-87e68.jpg)
“Saya menentang kendali apa pun yang dilakukan Otoritas Palestina atas Jalur Gaza setelah perang,” kata sumber mengutip perkataan Netanyahu kepada perwakilan Partai Likuid dalam pertemuan tertutup minggu ini.
"Saya sudah memberi tahu Amerika Serikat (AS) dan menyampaikan pesan kepadanya bahwa tidak akan ada Otoritas Palestina di Gaza setelah perang," lanjut Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu bertentangan dengan posisi AS, yang berulang kali menyatakan bahwa harus ada otoritas Palestina setelah perang di Jalur Gaza.
PLO mengumumkan kesiapannya untuk kembali ke Jalur Gaza dalam kerangka rencana politik yang komprehensif, yang mencakup persatuan antara Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur, dan dalam konteks solusi politik yang mengarah pada pembentukan negara Palestina.
![Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 6 Desember 2023, menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/asap-di-israel-selatan-dekat-perbatasan-dengan-jalur-gaza-oi8.jpg)
Baca juga: Investigasi 7 Oktober 2023: Israel Gelar 2 Rapat Dadakan Jelang Operasi Hamas
Sebelumnya pada Selasa (5/12/2023), POLITICO melaporkan AS yang sedang menyiapkan rencana pemerintahan di Jalur Gaza jika Israel berhasil mengalahkan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza.
Dalam laporan itu, AS akan menarik PLO untuk berkuasa di Jalur Gaza namun harus mengubah PLO terlebih dahulu.
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 16.248 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (6/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.