IDF Kesulitan di Jalur Gaza, Mendagri Israel: Hamas Punya Rencana Besar
Pasukan Pertahanan Israel mengalami masa yang sulit di Jalur Gaza. Menteri Dalam Negeri Israel mengatakan Hamas punya rencana besar.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pejabat militer Israel, Ohed Jimmo, mengakui Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang melakukan perjuangan yang sulit melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.
Ia menggambarkan apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023 sebagai penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Israel.
Mantan pejabat militer Israel itu lalu menanggapi pertanyaan tentang pembunuhan 14 tentara Israel, 13 di antaranya berada di Jalur Gaza.
"Itu karena Hamas melancarkan pertempuran keras kepala di Jalur Gaza bagian utara," kata Ohed Jimmo kepada Ravne Reshef, presenter Channel 12, Sabtu (9/12/2023).
“Saya ingin mengingatkan Anda bahwa sampai saat gencatan senjata, Israel tidak memasuki (wilayah) lingkungan Shuja'iya, melainkan mengepungnya dan berada di sekitarnya, tetapi tidak memasukinya,” jelasnya.
Baca juga: Reaksi Dunia saat AS Veto Resolusi DK PBB demi Israel, PM Malaysia: Ini Aneh, di Luar Kewarasan
Ia mengatakan, lingkungan Shuja'iya kemungkinan adalah salah satu benteng terpenting Hamas, jika bukan benteng utamanya.
Sementara itu, Jenderal Cadangan Israel, Gans Tzur juga tidak menyembunyikan fakta bahwa pasukan Israel harus membayar mahal dan tentaranya berjatuhan setiap hari di Gaza.
Hamas Punya Rencana Besar
Menteri Dalam Negeri Israel, Aryeh Deri, mengungkapkan Israel kini mengetahui apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui.
“Saat kami masuk ke Jalur Gaza dan mengambil banyak materi, kami sekarang tahu apa program mereka. Program mereka berbeda. Mereka punya rencana besar,” katanya, Sabtu (9/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Hal inilah yang disinggung oleh Noam Dubibi, mantan pejabat yang bertanggung jawab atas perekrutan di utara.
Noam Dubibi mengakui kegagalan besar yang terjadi pada 7 Oktober 2023.
“Saya hadir pada hari perang itu dan tentara tidak hadir. Kegagalan dan penghinaan yang menimpa negara ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini," katanya.
“Kita harus membayar mahal akibat kegagalan ini,” lanjutnya.
Dia menekankan pimpinan angkatan darat, pemerintah, dan intelijen harus segera pergi setelah perang, karena kegagalan mereka sebelumnya.
“Saya ingin mengatakan bahwa perang di Khan Yunis sangat sulit," katanya.
Baca juga: Episode Paling Memalukan, Cerita Berantakannya Operasi Penyelamatan Pasukan Khusus Israel di Gaza
5.000 Tentara Israel Terluka
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan 5.000 tentara Israel terluka sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Yedioth Ahronoth mengutip Kementerian Pertahanan Israel yang sejauh ini mengakui 2.000 tentaranya cacat karena perang.
“Lebih dari 5.000 tentara yang terluka tiba di rumah sakit, dan lebih dari 2.000 secara resmi diakui sebagai penyandang cacat di angkatan bersenjata dan diterima oleh Kementerian Pertahanan,” lapor Yedioth Adronoth, Sabtu (9/12/2023).
Baca juga: PLO Usul Hamas Jadi Mitra Politik di Jalur Gaza, Netanyahu: Kami Habisi Mereka
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 17.487 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (9/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel