Presiden Palestina Mahmoud Abbas Sebut Jalan Satu-satunya Akhiri Perang Israel di Gaza
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendorong semua pihak untuk mendukung konferensi perdamaian internasional
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendorong semua pihak untuk mendukung konferensi perdamaian internasional, yang merupakan sebuah cara untuk mengakhiri perang antara Israel dengan kelompok militan Hamas di Gaza.
Abbas menilai konflik antara Israel dan Palestina secara umum telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan, sehingga memerlukan konferensi internasional dan jaminan dari kekuatan dunia.
“Saya mendukung negosiasi berdasarkan konferensi perdamaian internasional dan di bawah naungan internasional yang akan mengarah pada solusi yang akan dilindungi oleh kekuatan dunia untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Strategi Israel Bombardir Rata Tanah Gaza Malah Jadi Bumerang: Hamas Justru Makin Kuat
Berdasarkan perjanjian internasional yang mengikat, Abbas berjanji akan menghidupkan kembali Otoritas Palestina yang melemah, melaksanakan reformasi yang telah lama ditunggu-tunggu dan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen, yang ditangguhkan setelah Hamas menang pada 2006 dan kemudian mendorong Otoritas Palestina keluar dari Gaza.
“Otoritas Palestina telah mematuhi semua perjanjian perdamaian yang ditandatangani dengan Israel sejak Perjanjian Oslo tahun 1993 dan pemahaman yang mengikutinya selama bertahun-tahun, namun Israel telah mengingkari janjinya untuk mengakhiri pendudukan,” kata Abbas.
Abbas tidak memberikan visi konkrit mengenai rencana pascaperang yang didiskusikan dengan para pejabat AS, di mana Otoritas Palestina akan mengambil alih kendali wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.
“Amerika Serikat mengatakan kepada kita bahwa mereka mendukung solusi dua negara dan Israel tidak diperbolehkan menduduki Gaza serta menjaga kendali keamanan atas Gaza atau mengambil alih tanah dari Gaza,” ujarnya mengacu pada rencana Israel untuk mendirikan zona keamanan di Gaza setelah perang.