Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
elemen lain Poros Perlawanan regional juga meningkatkan aktivitas mereka, termasuk gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon dan Ansarallah di Yaman
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Milisi Perlawanan Regional Kian Garang, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak!
TRIBUNNEWS.COM - Berlarutnya Perang Gaza antara milisi pembebasan Palestina, termasuk Hamas dengan tentara Israel kian memicu pergolakan di kawasan timur tengah, utama terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) dan Barat.
AS yang dianggap sebagai suporter utama Israel, makin intens mendapat serangan terhadap fasilitas dan infrastruktur militer mereka di berbagai wilayah, termasuk di Irak dan Suriah.
Pada Sabtu (9/12/2023), Abu Ali al-Askari, seorang pejabat senior di faksi Kataib Hizbullah di Irak, bersumpah dalam sebuah pernyataan kalau perlawanan Irak akan terus menghadapi pasukan AS di Irak sampai “tentara terakhir” diusir dari negara tersebut.
“Operasi jihadis kami melawan pendudukan Amerika akan terus berlanjut sampai tentara terakhir disingkirkan dari Irak,” kata Askari.
Baca juga: Kedutaan Besar Amerika di Irak Dihajar Tiga Roket, Pangkalan Militer di Suriah Diserang Milisi
Satu di antara sinyal meningkatnya eskalasi keamanan regional ditandai oleh serangan roket ke Kedutaan Besar AS di Bagdad pada Jumat (8/12/2023).
Serangan ini direspons oleh seorang pejabat Irak dengan mengatakan kalau Kedutaan Besar AS di Baghdad akan tetap menjadi pangkalan terdepan untuk mengelola operasi militer dan keamanan terhadap Irak.
“Operasi (Serangan) kemarin menandai dimulainya fase konfrontasi baru, dan hari-hari mendatang akan menentukan intensitas tanggapan kami. Setiap kebodohan musuh Amerika akan ditanggapi dengan tindakan pembalasan yang keras dan perluasan operasi,” tambah pejabat itu.
Baca juga: AS, Arab Saudi, dan UEA Bahas Rencana Aksi Militer Gempur Ansarallah Houthi Yaman
Selain serangan kedutaan, sebelas serangan drone dan rudal juga dilakukan terhadap beberapa pangkalan AS di Irak dan Suriah pada Jumat, 8 Desember.
Serangan tersebut diklaim oleh koalisi faksi Perlawanan Islam Irak, yang dibentuk pada bulan Oktober untuk menghadapi pasukan AS yang mendukung Israel dalam operasi militer di Gaza, Palestina.
“Sebagai respons terhadap kejahatan yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami di Gaza, Perlawanan Islam di Irak kemarin menargetkan basis pendudukan Amerika di Irak dan Suriah dengan sebelas operasi, menyerang mereka dengan puluhan rudal dan drone,” kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan pada 9 Desember.
Serangan-serangan terhadap pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah telah berlangsung sejak perang Gaza-Israel dimulai pada bulan Oktober dan hanya dihentikan sebentar selama gencatan senjata tujuh hari sebelum dilanjutkan kembali dengan intensitas yang lebih besar.
Pesawat-pesawat tempur AS telah melakukan beberapa putaran serangan udara di Irak baru-baru ini sebagai tanggapan atas serangan yang terus menerus.
Lima pejuang perlawanan Irak tewas dalam serangan AS di Kirkuk pada 3 Desember.
Baca juga: AS, Arab Saudi, dan UEA Bahas Rencana Aksi Militer Gempur Ansarallah Houthi Yaman