Hujan Lebat di Gaza, Kemenkes Palestina: Risiko Penyakit Menular Meningkat
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan risiko penyakit menular sedang tinggi di tengah hujan lebat di wilayah itu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Hujan lebat melanda Gaza ketika para pengungsi berusaha mencari pakaian musim dingin.
Pada Rabu (13/12/2023) pagi, hujan lebat dan angin melanda kamp pengungsi Palestina di Deri el-Balah, Gaza tengah.
Kebanyakan dari warga Palestina yang mengungsi dari wilayah Gaza utara pergi tanpa membawa pakaian musim dingin.
Mereka mengetuk pintu orang-orang yang rumahnya tidak dibom, meminta pakaian.
Seorang wanita menceritakan kepada Al Jazeera, dia telah berusaha mencari jaket musim dingin untuk bayinya selama lebih dari dua hari.
Baca juga: 21 Fakta Iklan ZARA, Sindir Perang Israel-Hamas hingga Bukan Kontroversi Pertama
Orang-orang kehilangan tempat tinggal, tanpa makanan, tanpa pakaian.
Hujan lebat di wilayah itu menambah kekhawatiran akan penyebaran penyakit di tempat penampungan yang penuh sesak dan tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah yang memadai.
Kementerian Kesehatan wilayah Palestina melaporkan penyakit menular sedang menyebar.
Lebih dari 360.000 kasus infeksi telah ditemukan di antara 1,9 juta orang yang mengungsi akibat serangan militer Israel.
Dalam laporan situasi terbaru mengenai kondisi di Gaza, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB melaporkan kasus meningitis, cacar air, penyakit kuning, dan infeksi saluran pernapasan atas.
Baca juga: Iran Sebut Israel dan AS Tak akan Pernah Bisa Memusnahkan Hamas, Desak Genosida Dihentikan
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 18.412 warga Palestina dan melukai lebih dari 46.480 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (13/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia