Populer Internasional: Mengenal Brigade Golani - AS dan Israel Makin Dikucilkan Dunia
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya profil Brigade Golani Israel yang melakukan penyergapan di wilayah Shujaiya Gaza.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Berita seputar perang yang terjadi di Gaza masih menjadi topik perhatian dunia hari ini.
Di antaranya, 8 anggota Brigade Golani Israel tewas dalam penyergapan di wilayh Shujaiya Gaza.
Namun siapa sebenarnya mereka?
Sementara itu, AS dan Israel semakin dikucilkan dunia karena negara-negara yang mendukung gencatan senjata semakin banyak.
Selengkapnya, berikut rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Mengenal Brigade Golani, Pasukan Elite Israel yang 8 Anggotanya Tewas dalam Penyergapan di Shujaiya
Baca juga: Israel Umumkan Kematian Kapten Brigade Golani di Gaza: Unit Infanteri Paling Bergengsi di IDF
Nama Brigade Golani muncul pada hari Rabu setelah diumumkan bahwa 8 perwira dan tentara brigade tersebut tewas dalam penyergapan di daerah Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza.
Militer Israel mengaku itu adalah hari ketika Israel merasakan kerugian terburuk sepanjang perang yang telah berlangsung selama 68 tahun hari. Seperti apa profil pasukan elite Brigade Golani?
Brigade ini didirikan pada tanggal 22 Februari 1948, bahkan sebelum berdirinya Negara Israel, dan berpartisipasi dalam banyak pertempuran, termasuk pertempuran di sekitar Danau Tiberias, menurut situs web tentara Israel.
Ini adalah brigade pertama yang bergabung dengan tentara Israel sehingga juga menyandang nama “Brigade 1”. Brigade itu milik infanteri dan dianggap sebagai salah satu kekuatan elite di angkatan darat.
Para prajurit brigade ini dipandang sebagai elite tentara, karena beberapa unitnya, terutama "Egoz", menjalani pelatihan yang keras dan ujian yang ketat terkait dengan pengaturan penyergapan, strategi pengintaian dan kamuflase, serta memerlukan fisik dan kekuatan yang tinggi dalam hal kemampuan tempur.
2. Benjamin Netanyahu dan Komandan Militer IDF: Apa yang Terjadi di Shujaiya Adalah Hal yang Sulit
Baca juga: Terancam Kehilangan Dukungan AS, Netanyahu Tegaskan Israel akan Terus Serang Gaza sampai Hamas Kalah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan komandan militer mengakui apa yang terjadi di Shujaiya adalah hal yang sulit.
Pada hari Rabu, para pemimpin politik dan militer Israel menganggap penyergapan terhadap pasukan Brigade Golani di lingkungan Shujaiya di Gaza kemarin sebagai hal yang sangat sulit.
Benjamin Netanyahu mengatakan menurut pernyataan dari kantornya: “Kemarin sangat sulit.”
Dia menambahkan tentara Israel kehilangan sejumlah tentara dan perwiranya dalam penyergapan Hamas di Gaza utara.
Pernyataan Netanyahu disampaikan selama kunjungannya ke pusat penahanan, tempat orang-orang yang dikatakan Israel sebagai anggota gerakan Hamas ditangkap dan diselidiki.
Pada gilirannya, Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Herzi Halevy, mengatakan, “Kami mengalami peristiwa yang sulit kemarin,” mengacu pada penyergapan Shujaiya.
3. AS dan Israel Makin Dikucilkan Dunia, Sekutu AS Malah Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Baca juga: 10 Negara yang Dukung Israel, Terlihat dari Penolakannya Terhadap Resolusi PBB soal Gencatan Senjata
Amerika Serikat (AS) dan Israel makin dikucilkan dunia karena banyak negara memutuskan mendukung resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang gencatan senjata di Gaza.
Bahkan, sekutu AS seperti Australia, Kanada, dan Jepang kini memilih menyerukan gencatan senjata.
Dilansir dari TASS yang mengutip surat kabar kenamaan asal AS, Washington Post, para sekutu AS memutuskan mengubah sikap lantaran jumlah warga sipil yang tewas di Gaza makin banyak.
Di samping itu, muncul banyak aksi protes dari masyarakat perihal perang di Gaza.
“[Hasil pemungutan suara itu] menunjukkan AS nyaris dikucilkan sepenuhnya … dan tidak ada kesepakatan tentang narasi Amerika-Israel,” kata Rashuid Khalidi, seorang guru besar kajian modern Arab di Universitas Columbia.
“Meski negara-negara Barat umumnya sejalan dengan Israel, pendapat masyarakat di negara-negara itu berubah," katanya menambahkan.
Adapun pada hari Selasa, (12/12/2023), Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi yang diinisiasi oleh Mesir dan Mauritania tentang gencatan senjata di Gaza.
4. Tentara Israel yang Tewas di Gaza Bertambah, Disebut-sebut karena Netanyahu Terus Berbohong
Baca juga: Brigade Al-Qassam Lakukan Serangan Paling Mematikan di Gaza, 10 Tentara Israel Dinyatakan Tewas
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengatakan tentara Israel banyak yang tewas di Gaza lantaran Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terus berbohong.
Yair Lapid juga menuduh Netanyahu menghindari tanggung jawab atas terbunuhnya tentara di Gaza tersebut.
Tuduhan tersebut dituliskan Yair Lapid lewat cuitan di akun Twitter miliknya, Rabu (13/12/2023).
“Netanyahu melakukan apa yang telah dia lakukan sepanjang hidupnya: penghasutan, kebohongan, dan menghasilkan kebencian,” kata Lapid di platform media sosial X.
“Sekarang, dia (Netanyahu) melakukan hal itu hanya di tengah perang sengit di mana tentara terbunuh setiap hari,” tambahnya, mengutip Anadolu Agency.
Lapid mengatakan Netanyahu menciptakan perselisihan dengan Amerika Serikat (AS) dan dengan menteri kabinet perang Benny Gantz dan Gadi Eisenkot.
(Tribunnews.com)