Putin Menyesal Pernah Percaya pada AS, NATO Ingkari Janji kepada Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyesal pernah terlalu percaya pada AS dan negara Barat. NATO memperluas anggotanya ke Eropa timur.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan dia tidak seharusnya terlalu percaya pada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Selama masa jabatan pertamanya sebagai Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan ia naif karena mudah percaya kepada mereka.
Vladimir Putin pertama kali menjabat sebagai Presiden Rusia pada tahun 2000, saat usianya 48 tahun.
"Pertama-tama saya akan memperingatkan diri sendiri (di masa lalu) terhadap sifat mudah tertipu yang berlebihan kepada mitra kami (kolektif Barat)," kata Vladimir Putin kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).
Selama awal jabatannya, Vladimir Putin memperingatkan Presiden AS saat itu, George W. Bush tentang serangan yang akan terjadi sebelum 9/11, menurut buku tahun 2019 yang ditulis oleh George Beebee, mantan analis senior CIA.
Vladimir Putin juga merupakan pemimpin pertama yang menelepon Bush setelah serangan itu untuk menyampaikan belasungkawa, dikutip dari RIA Novosti.
Baca juga: Momen Unik Konferensi Pers Vladimir Putin, Dapat Pertanyaan dari Kembaran Hasil AI
AS Keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM)
AS meninggalkan perjanjian rudal anti-balistik pada 13 Juni 2002, sebuah perjanjian untuk membatasi sistem yang digunakan untuk mencegat rudal berkemampuan nuklir.
ABM adalah kesepakatan yang ditandatangani oleh Presiden AS saat itu, Richard M. Nixon untuk Amerika Serikat dan Leonid Brezhnev, sekretaris jenderal Partai Komunis Soviet, untuk Uni Soviet pada tanggal 26 Mei 1972.
Melalui aliansi NATO, AS melakukan ekspansi anggota secara besar-besaran ke timur, termasuk negara-negara di Eropa Tengah dan Timur yang sebelumnya bergabung dalam Pakta Warsawa (yang dipimpin Uni Soviet) serta tiga negara Baltik pecahan Uni Soviet.
Rusia merasa terancam dengan perluasan anggota NATO.
Namun para pejabat Barat berjanji kepada pemimpin Uni Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev bahwa NATO yang dipimpin AS tidak akan memperluas wilayahnya ke timur, namun Putin menilai mereka melanggar janji itu.
Baca juga: Putin Bandingkan Perang Rusia-Ukraina dengan Agresi Israel di Jalur Gaza
Putin: Perang Rusia-Ukraina adalah Perang Saudara
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan perang Rusia dan Ukraina adalah perang saudara.
Ia menarik benang merah dari kudeta Euromaidan di Ukraina, yang ia sebut didanai oleh Amerika Serikat (AS).
"Ini (perang Rusia-Ukraina) adalah tragedi besar yang pada dasarnya adalah perang saudara. Terlepas dari apa yang terjadi saat ini, Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa," kata Vladimir Putin dalam wawancara dengan Pavel Zarubin pada Kamis (14/12/2023).