Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Direktur Mossad akan Bertemu dengan PM Qatar, Diskusikan Pembebasan Tawanan Hamas

Direktur Mossad dikabarkan akan bertemu dengan PM Qatar untuk membicarakan kelanjutan gencatan senjata sekaligus pertukaran tawanan Israel-Hamas.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Direktur Mossad akan Bertemu dengan PM Qatar, Diskusikan Pembebasan Tawanan Hamas
GIL COHEN-MAGEN / AFP
Direktur Mossad Israel David Barnea berbicara pada KTT Dunia Institut Internasional untuk Kontra-Terorisme (ICT) di kota pesisir tengah Herzliya pada 10 September 2023. Direktur Mossad dikabarkan akan bertemu dengan PM Qatar untuk membicarakan kelanjutan gencatan senjata sekaligus pertukaran tawanan Israel-Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur badan mata-mata Israel Mossad, David Barnea, diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Eropa akhir pekan ini, Axios melaporkan.

Keduanya dilaporkan akan membahas kelanjutan negosiasi kesepakatan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza, ungkap dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Pertemuan ini akan menjadi pertemuan pertama antara pejabat senior Israel dan Qatar sejak berakhirnya gencatan senjata tujuh hari pada 1 Desember lalu.




Sebelumnya, mediator Qatar menghubungi pejabat Israel akhir pekan lalu untuk mengetahui apakah ada minat untuk melakukan pembicaraan lagi mengenai kesepakatan pertukaran tawanan yang baru.

Para mediator menanyakan kepada tim perunding Israel apakah Israel akan menyetujui kesepakatan yang memungkinkan pembebasan sandera perempuan yang tersisa dengan imbalan jeda pertempuran yang berlangsung lebih dari satu hari, menurut sumber-sumber Israel.

Salah satu sumber mengatakan kesepakatan tersebut dapat mencakup “elemen kemanusiaan”, seperti pembebasan pria lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi medis serius, atau pembebasan sandera yang terluka parah.

Baca juga: Gencatan Senjata, Netanyahu Perintahkan Mossad Gelar Operasi Senyap Lenyapkan Bos Hamas

Akhir pekan lalu setelah usulan awal Qatar, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinet perang memutuskan untuk tidak mengizinkan pimpinan Mossad melakukan perjalanan ke Qatar.

BERITA TERKAIT

Setelah mendapat reaksi keras terhadap keputusan tersebut, Netanyahu mengubah arah dan mengizinkan Barnea untuk terlibat dengan pihak Qatar.

Israel kemudian menyatakan kesediaannya untuk membahas perjanjian baru.

Pada hari Kamis (14/12/2023), Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan bertemu dengan Barnea di Tel Aviv selama dua jam.

Mereka membahas upaya untuk melanjutkan pembicaraan mengenai pembebasan sandera, kata Mossad dalam sebuah pernyataan.

Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa AS dan Israel sedang berusaha mencari cara untuk membebaskan sandera.

Pejabat itu mengatakan ada beberapa ide dan inisiatif tentang bagaimana melakukan hal tersebut namun masih belum jelas apakah ada yang bisa digunakan.

IDF Tembak Sandera

Dilaporkan sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan tiga sandera Israel dibunuh secara tidak sengaja di Gaza oleh tentara mereka sendiri.

IDF mengatakan ketiganya mungkin berhasil melarikan diri atau ditinggalkan oleh tawanan Hamas selama pertempuran sengit di Gaza utara.

Keluarga warga Israel yang disandera dan warga Israel lainnya menggelar aksi unjuk rasa di luar Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Jumat, (15/12/2023). Mereka meminta pemerintah segera mengupayakan pembebasan sandera.
Keluarga warga Israel yang disandera dan warga Israel lainnya menggelar aksi unjuk rasa di luar Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Jumat, (15/12/2023). Mereka meminta pemerintah segera mengupayakan pembebasan sandera. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Baca juga: Mengenal BDS, Gerakan Boikot yang Buat Perusahaan Pro-Israel Merugi Miiaran Dolar AS

Tak lama setelah pernyataan IDF, beberapa anggota keluarga sandera yang masih ditahan oleh Hamas secara terbuka meminta pemerintah untuk menyampaikan rencana baru untuk mencapai kesepakatan baru guna menjamin pembebasan tawanan sesegera mungkin.

Hamas masih menyandera lebih dari 130 orang.

Lebih dari 100 orang dibebaskan sebelumnya sebagai bagian dari kesepakatan yang menghentikan pertempuran di Gaza selama tujuh hari.

Apa Itu Mossad?

Mengutip Britannica, Mossad, (Ibrani: “Institut Pusat Intelijen dan Operasi Khusus”), adalah salah satu dari tiga organisasi intelijen utama Israel, di samping Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan dalam negeri).

Mossad berfokus pada pengumpulan intelijen asing, analisis intelijen, dan operasi rahasia.

Mossad secara resmi didirikan pada bulan Desember 1949 sebagai Institut Koordinasi.

Mossad adalah penerus badan intelijen Haganah (kekuatan militer Yahudi di Palestina selama periode mandat Inggris).

Reuven Shiloah, yang pernah terlibat dalam operasi khusus dan diplomasi rahasia selama periode pra-negara, menjabat sebagai direktur pertama.

Konflik birokrasi menghambat lembaga baru ini pada masa-masa awal berdiri.

Ilustrasi Mossad Israel
Ilustrasi Mossad Israel (via Daily Sabah)

Baca juga: Mossad Israel Bantu Polisi Brasil Gagalkan Serangan yang Diduga Direncanakan oleh Hizbullah

Dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun bagi badan tersebut untuk dapat beroperasi.

Mossad pernah mengalami masa memalukan pada tahun 1951 ketika satu jaringan mata-mata Israel di Bagdad terbongkar dan petugas intelijen ditangkap.

Shiloah pensiun pada tahun 1952 dan digantikan oleh Isser Harel, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Shin Bet.

Harel dipuji karena membangun Mossad menjadi organisasi yang sangat profesional yang mampu melakukan operasi di seluruh dunia selama 11 tahun masa jabatannya (1952–63).

Mossad memiliki banyak agen rahasia Israel di Arab dan negara-negara lain.

Agen yang paling terkenal adalah Eli Cohen, seorang Yahudi kelahiran Mesir yang menyusup ke jajaran tertinggi pemerintahan Suriah dengan menyamar sebagai pengusaha Suriah sebelum ditemukan dan dieksekusi pada tahun 1965.

Mossad dan agen-agennya telah melakukan operasi rahasia terhadap musuh-musuh Israel dan mantan penjahat perang Nazi yang tinggal di luar negeri.

Mossad juga dikaitkan dengan beberapa pembunuhan para pemimpin Palestina di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas