Dorong Pembebasan Sandera, PM Israel Benjamin Netanyahu Utus Tim Perunding Lakukan Negosiasi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan bahwa negosiasi baru sedang dilakukan untuk memulihkan sandera
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan bahwa negosiasi baru sedang dilakukan untuk memulihkan sandera yang ditahan oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Netanyahu menyebut konflik tersebut sebagai “perang eksistensial” yang harus dilakukan sampai kemenangan, meskipun ada tekanan dan biaya, serta mengatakan Gaza akan didemiliterisasi dan berada di bawah kendali keamanan Israel.
“Instruksi yang saya berikan kepada tim perunding didasarkan pada tekanan ini, yang tanpanya kita tidak punya apa-apa,” ujar Netanyahu dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan televisi pada Sabtu (16/12/2023).
Baca juga: Update Perang Israel-Hamas Hari Ke-71, Ketemu Jake Sullivan, Mahmoud Abbas Minta IDF Setop Serangan
Pernyataan Netanyahu muncul setelah pimpinan Mossad, badan intelijen Israel, bertemu dengan perdana menteri Qatar, negara yang menjadi penengah antara Israel dan Hamas, dan upayanya menghasilkan gencatan senjata tujuh hari dan pertukaran sandera pada bulan lalu.
Di sisi lain, Hamas kembali menegaskan posisinya untuk tidak membuka negosiasi apapun untuk pertukaran tahanan kecuali agresi terhadap rakyat Palestina dihentikan selamanya.
“Gerakan ini mengomunikasikan posisi ini kepada semua mediator,” kata juru bicara Hamas.
Pasukan Israel mengakui secara keliru membunuh tiga sandera Hamas, semuanya berusia 20-an, di daerah Shijaiyah di Kota Gaza, di mana pasukan tersebut terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hamas.
Hingga saat ini, Israel terus menggempur wilayah Gaza. Hal itu membuat hampir 19.000 warga Palestina tewas, sementara ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Israel mengatakan sedikitnya 1.147 orang tewas dalam serangan Hamas di wilayahnya dua bulan lalu.
Perang yang telah berlangsung selama 10 pekan ini juga meratakan sebagian besar wilayah Gaza utara dan membuat 85 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut terpaksa mengungsi dari rumah mereka.