Kepala IDF Mengaku Bertanggung Jawab, Tentara Israel Tembaki 3 Sandera di Gaza
Kepala IDF Herzi Halevy mengaku bertanggung jawab ketika tentara Israel menembaki 3 sandera yang membawa bendera putih di Jalur Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevy, mengumumkan dia dan tentara Israel bertanggung jawab atas terbunuhnya tiga sandera yang salah sasaran.
Sebelumnya pada Jumat (15/12/2023), dilaporkan tentara Israel menembaki tiga sandera selama operasi tempur di Shejaiya, Kota Gaza, di mana pertempuran melawan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) sedang berlangsung.
Menanggapi kesalahan itu, Herzi Halevy selaku Kepala IDF menulis dalam tweet di platform “X”.
“Saya dan tentara Israel di bawah kepemimpinan saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi,” tulisnya, Sabtu (16/12/2023).
"Penembakan itu dilakukan dengan melanggar instruksi; Dilarang menembak siapa pun yang mengibarkan bendera putih," lanjutnya.
Baca juga: IDF Bunuh Wanita dan Anaknya di Gereja Gaza, Artileri Israel Kepung Biara yang Rawat Disabilitas
Herzi Halevy mengatakan IDF telah menyelesaikan penyelidikan awal atas insiden tersebut.
Ia memastikan IDF akan mengambil pelajaran dari pertempuran tersebut dan mentransfernya ke pasukan tempur di lapangan.
Kepala IDF itu mengakui insiden tersebut adalah kesalahan besar.
"Apa yang terjadi adalah tragedi yang kami tanggung jawab dan insiden tersebut terjadi ketika pasukan militer Israel secara keliru menganggap bahwa para tahanan merupakan ancaman, yang menyebabkan penembakan yang fatal,” katanya.
Tiga sandera Israel di Gaza oleh pasukan Israel bertelanjang dada dan salah satu dari mereka mengibarkan bendera putih, menurut inisial penyelidikan atas insiden tersebut, kata seorang pejabat militer, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: IDF Panen Demo Gara-gara Serdadunya Salah Tembak, Tewaskan 3 Warga Israel di Gaza
Demonstrasi di Tel Aviv
Setelah tentara Israel mengumumkan rincian insiden tersebut, demonstrasi yang penuh kemarahan terjadi di depan Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Mereka menuntut kesepakatan segera untuk memulangkan sisa orang yang disandera oleh Hamas dari Jalur Gaza.
Para demonstran memblokir lalu lintas di Kaplan Junction ketika mereka berjalan menuju markas militer IDF di Kirya.
“Waktu mereka hampir habis! Bawa mereka pulang sekarang!” terdengar teriakan dari massa.
“Tidak ada kemenangan sampai setiap sandera dibebaskan!” kata mereka.
Mereka menolak argumen bahwa serangan militer akan membantu menekan Hamas untuk melepaskan sandera.
“Negara Israel dan para pemimpinnya bertindak seolah-olah mereka menyerah terhadap para sandera. Kami mendapatkan semua sandera (kembali) sebagai mayat. Mereka sekarat. Mereka tewas akibat pemboman, kegagalan operasi penyelamatan dan tembakan pasukan kami bahkan ketika mereka berhasil melarikan diri,” katanya kepada Haaretz, Jumat (15/12/2023) malam.
Baca juga: Iron Dome Gagal Cegat Drone Ababil Buatan Iran di Perbatasan, Brigade Lapis Baja Israel Jadi Korban
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 19.088 warga Palestina dan melukai lebih dari 54.450 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Minggu (17/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari WAFA.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel