Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan IDF usai Tembak Mati 3 Sandera Warga Israel: Sempat Kibarkan Bendera Putih

IDF secara tidak sengaja menembak sandera yang merupakan warga Israel, berikut ini pengakuannya.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pengakuan IDF usai Tembak Mati 3 Sandera Warga Israel: Sempat Kibarkan Bendera Putih
MENAHEM KAHANA / AFP
Ilustrasi - Tentara Israel berkumpul di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 5 Desember 2023. IDF secara tidak sengaja menembak sandera yang merupakan warga Israel, berikut ini pengakuannya. 

Tentara yang melepaskan tembakan setelah mengidentifikasi ketiga pria tersebut melakukan tindakan yang melanggar protokol, begitu pula tentara yang membunuh orang ketiga.

Namun, IDF memahami kondisi di lapangan menyebabkan tentara bertindak seperti itu.

Perwira senior tersebut mengatakan, militer belum mengidentifikasi warga sipil Palestina di Shejaiya dalam beberapa hari terakhir.

Skenarionya sendiri yaitu sandera yang berjalan-jalan di zona pertempuran tidak diperhitungkan oleh IDF.

Segera setelah insiden tersebut, IDF mengirimkan protokol baru ke pasukan darat untuk kemungkinan lebih banyak sandera yang berhasil melarikan diri dari penawanan.

“Ada kemungkinan para sandera ditinggalkan atau melarikan diri, dan pasukan harus mewaspadai kemungkinan pertemuan semacam itu dan memperhatikan tanda-tandanya, seperti berbicara dalam bahasa Ibrani, mengangkat tangan, dan mengenakan pakaian,” demikian bunyi protokol baru tersebut.

Baca juga: Parlemen Inggris Adukan Pemerintah Israel ke ICC Atas Kejahatan Perang di Gaza

Dilansir CBC, kemarahan atas kesalahan pembunuhan tersebut kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada pemerintah Israel untuk memperbarui perundingan yang dimediasi Qatar dengan Hamas mengenai pertukaran lebih banyak tawanan yang tersisa.

Berita Rekomendasi

Menurut Israel ada 129 tawanan, dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Namun, seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menegaskan kembali pada hari Sabtu, tidak akan ada pembebasan sandera lebih lanjut sebelum perang berakhir dan Israel menerima persyaratan pertukaran mereka.

Reuters melaporkan, kepala agen mata-mata Israel Mossad bertemu dengan perdana menteri Qatar di Eropa pada Jumat malam, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengabaikan pertanyaan mengenai laporan pertemuan tersebut pada konferensi pers yang disiarkan televisi pada hari Sabtu.

Netanyahu mengatakan, ia tidak akan membocorkan informasi kepada Hamas.

Baca juga: Israel Diduga Minta AS Bungkam soal Solusi 2 Negara untuk Palestina

Tank Israel dikerahkan di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 15 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Tank Israel dikerahkan di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 15 Desember 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (GIL COHEN-MAGEN / AFP)

Dia mengatakan Israel menerima permintaan gencatan senjata dan menarik pasukan dalam perundingan di Gaza, namun tidak akan melakukannya.

Sementara itu, Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera sebagai ganti warga Palestina yang dipenjara selama gencatan senjata singkat yang dimediasi Qatar pada November 2023 lalu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas