Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Kembali Temukan Terowongan Hamas, Sebut yang Terbesar di Gaza, Hamas Enggan Berkomentar

Israel kembali menemukan terowongan Hamas yang disebutnya sebagai yang terbesar di Gaza. Tapi, Hamas enggan berkomentar mengenai hal tersebut.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Israel Kembali Temukan Terowongan Hamas, Sebut yang Terbesar di Gaza, Hamas Enggan Berkomentar
JACK GUEZ / AFP
Dalam gambar yang diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 15 Desember 2023, tentara berdiri di pintu masuk terowongan yang dilaporkan digunakan Hamas untuk menyerang Israel melalui penyeberangan perbatasan Erez pada 7 Oktober. Tentara Israel mengatakan pada 17 Desember Pada 2023, mereka telah menemukan terowongan Hamas terbesar di Jalur Gaza sejauh ini, hanya beberapa ratus meter dari perbatasan Erez. 

TRIBUNNEWS.com - Pasukan pertahanan Israel (IDF) kembali menemukan terowongan milik Hamas yang dibuat dari beton dan beso yang sangat besar.

Terowongan itu diduga dirancang untuk membawa mobil-mobil pejuang Hamas dari Gaza hingga ke perbatasan.

Diketahui, titik keluar terowongan itu berada di perbatasan Erez, antara Gaza dan Israel, 100 meter di selatan pos pemeriksaan, yang tersembunyi di dalam bukit pasir.

Terowongan tersebut membentang secara diagonal hingga kedalaman 50 meter dan memiliki tinggi serta lebar sekitar 3 meter, dilengkapi listrik.

Kepala Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, memperkirakan panjang terowongan itu adalah 4 kilometer, cukup untuk mencapai bagian uatara Kota Gaza, yang pernah menjadi jantung pemerintahan Hamas.

Baca juga: Sosok Yotam Haim, Sandera Hamas yang Tewas Ditembak Tentara Israel, Drummer Band Metal

"Itu adalah terowongan terbesar yang kami temukan di Gaza," kata Hagari, tanpa merinci apakah terowongan itu digunakan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023, dikutip dari Reuters.

"Jutaan dolar diinvestasikan untuk terowongan ini. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangunnya. Kendaaran bisa melewati terowongan ini," imbuh dia.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Hamas tidak menanggapi permintaan Reuters atas temuan Israel itu.

Umumnya, terowongan Hamas yang diperlihatkan media oleh Hamas atau Israel, berukuran sempit dan rendah, dirancang untuk pergerakan satu barisan orang-orang bersenjata dengan berjalan kaki.

Tetapi, terowongan yang ditunjukkan Hagari ini memiliki poros yang terjun secara vertikal ke bawah.

Hagari juga memperlihatkan sebuah video yang memperlihatkan saudara laki-laki pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar, duduk di kursi penumpang sebuah kendaraan yang menurutnya melewati terowongan itu.

Terowongan Hamas diketahui telah menjadi tantangan bagi para insinyur Israel, karena khawatir bisa digunakan untuk menyembunyikan sandera yang ditahan.

Upaya Israel Membanjiri Terowongan Hamas

Pada Selasa (12/12/2023), Israel telah mulai membanjiri beberapa terowongan milik Hamas di Gaza menggunakan air laut, dalam upaya menghancurkan jaringan bawah tanah kelompok militan Palestina.

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), mengatakan Israel "dengan hati-hati menguji" metode tersebut "secara terbatas".

Jika berhasil, rencana Israel itu bisa ditingkatkan hingga merusak jaringan terowongan dalam skala yang lebih besar.

Namun, menurut pejabat AS itu, metode Israel tersebut sulit dan kontroversial.

Sekalipun menggunakan jumlah air yang cukup dan tekanan yang tinggi, hal ini mungkin hanya berhasil sebagian saja.

Baca juga: Hamas Beri 3 Pilihan pada Israel jika Nekat Lanjutkan Agresi di Gaza

Selain itu, upaya Israel membanjiri terowongan Hamas juga berisiko mencemari pasokan air bersih dan merusak infrastruktur apapun yang tersisa di permukaan.

Bagi pemerintah Israel, hal ini juga berisiko membunuh sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza, yang sebagian besar diyakini berada di bawah tanah.

Israel tidak yakin apakah metode itu akan berhasil, ujar pejabat AS itu kepada CNN.

Tetapi, Israel telah meyakinkan AS bahwa mereka berhati-hati untuk hanya mengujinya di terowongan di mana mereka yakin tidak ada sandera yang ditahan.

Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kelompoknya telah membangun terowongan untuk menahan kemungkinan air masuk ke dalamnya.

"Terowongan itu dibangun oleh para insinyur terlatih dan terdidik yang mempertimbangkan semua kemungkinan serangan dari penjajahan, termasuk pemimpaan air," kata Hamdan dalam konferensi pers di ibu kota Lebanon, Beirut, Kamis (14/12/2023).

Netanyahu: Israel akan Berjuang Sampai Akhir

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan mereka di Tel Aviv pada 17 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) setelah pertemuan mereka di Tel Aviv pada 17 Oktober 2023. (MAYA ALLERUZZO / POOL / AFP)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan Israel "akan terus berjuang sampai akhir" dalam perang melawan Hamas.

Netanyahu juga mengatakan Israel "akan mencapai semua tujuan kami", termasuk pembebasan sandera, dalam pernyataannya hari Minggu (17/12/2023), dilansir Al Arabiya.

Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza, setelah serangkaian penembakan, termasuk terhadap tiga warga mereka sendiri yang menjadi sandera.

Ketegasan Israel itu terus berlanjut meski mendapat tekanan dari untuk menghentikan serangan, atau setidaknya mengurangi operasi militer di Gaza, saat Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, berkunjung minggu ini.

Washington telah menyatakan kekhawatirannya atas jatuhnya korban sipil dan pengungsian massal 1,9 juta warga Palestina, meskipun mereka telah memebrikan dukungan militer dan diplomatik untuk Israel.

Jumlah itu mencapai hampir 85 persen populasi Gaza.

Baca juga: Turki Minta Bantuan Amerika Desak Israel Hentikan Serangan di Gaza

Perang udara dan darat telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza utara dan mendorong sebagian besar penduduk ke bagian selatan wilayah yang terkepung, di mana banyak dari mereka mengungsi di tempat penampungan dan tenda-tenda yang padat.

Israel terus melancarkan serangan yang disebutnya sebagai sasaran militan di seluruh wilayah Gaza.

Netanyahu Diamuk Rakyat Israel

Di tengah tekadnya untuk terus menyerang Gaza, Netanyahu justru menghadapi amukan dari rakyatnya sendiri.

Pada protes yang berlangsung di Tel Aviv, keluarga para sandera berkumpul, mendesak pemerintah untuk melakukan negoisasi.

"Pertimbangkan kami dan buatlah rencana sekarang (untuk negosiasi)," kata Noam Perry, putri seorang sandera bernaam Haim Perry, masih dilansir Al Arabiya.

Protes ini berlangsung sebagai buntut pasukan Israel yang salah mengira tiga sandera sebagai anggota Hamas, lalu menembaknya sampai tewas.

Padahal, ketiga sandera itu adalah warga Israel yang menjadi sandera Hamas.

Sementara itu, menanggapi protes tersebut, Netanyahu mengaku berduka atas kematian tiga warganya.

"Itu menghancurkan hati saya. Itu menghancukan hati seluruh bangsa," katanya di hadapan wartawan, Sabtu.

"Dengan segala kesedihan yang mendalam, saya ingin mengklarifikasi, tekanan militer diperlukan, baik untuk kembalinya para sandera maupun mencapai kemenangan atas musuh kita," tambah dia.

Israel Terancam Kehilangan Dukungan AS

Presiden AS Joe Biden (kiri) mendengarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ia bergabung dalam pertemuan kabinet perang Israel di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Presiden AS Joe Biden mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023 ketika kemarahan Timur Tengah berkobar setelah ratusan orang tewas ketika sebuah roket menghantam sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang, dan Israel dan Palestina dengan cepat saling menyalahkan. (Foto oleh Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Presiden AS Joe Biden (kiri) mendengarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ia bergabung dalam pertemuan kabinet perang Israel di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Presiden AS Joe Biden mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023 ketika kemarahan Timur Tengah berkobar setelah ratusan orang tewas ketika sebuah roket menghantam sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang, dan Israel dan Palestina dengan cepat saling menyalahkan. (Foto oleh Brendan SMIALOWSKI / AFP) (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Israel diketahui tengah terancam kehilangan dukungan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS).

Presiden AS, Joe Biden, telah memberikan peringatakan kepada Israel.

Baca juga: Boikot Produk Pro Israel Mulai Berdampak, H&M dan Starbucks Gulung Tikar, Impor ke Indonesia Anjlok

Biden mengancam akan menarik dukungannya terhadap Israel atas "pengeboman tanpa pandang bulu."

Ia juga mendesak Netanyahu untuk mengubah kebijakannya.

"Keamanan Israel bisa saja bergantung pada Amerika Serikat, namun saat ini Israel memilik lebih dari Amerika Serikat."

"Israel memiliki Uni Eropa, memiliki Eropa, dan sebagian besar dunia."

"Namun, mereka mulai kehilangan dukungan tersebut karena pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi (di Gaza)," kata Biden dalam pernyataannya untuk kampanye pemilihannya kembali pada 2024, beberapa waktu lalu, dikutip dari Reuters.

Pernyataan Biden ini merupakan yang paling kritis sejauh ini.

Hal ini sangat kontras dengan dukungan literal dan politisnya terhadap Netanyahu beberapa hari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Meski Biden telah memberikan peringatan, Netanyahu secara tegas mengatakan masih akan melanjutkan perang di Gaza.

Beberapa waktu lalu, Netanyahu mengatakan "tidak ada yang bisa menghentikan" Israel untuk melanjutkan perang di Gaza.

"Kami akan melanjutkannya (perang) sampai akhir. Tidak ada pertanyaan sama sekali."

"Saya mengatakan ini karena rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga karena tekanan internasional."

"Tidak ada yang bisa menghentikan kami. Kami akan berjuang sampai akhir, sampai (meraih) kemenangan, tidak kurang dari itu," kata Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis oleh kantornya, Rabu (13/12/2023), dikutip dari AFP.

Selain Netanyahu, para pemimpin Israel juga mengatakan mereka berniat melanjutkan perang di Gaza untuk melawan Hamas.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas