2 Sandera Israel Muncul di Video Brigade Al-Quds: Netanyahu Ingin Kami Mati, Rudal IDF Ancam Kami
Brigade Al-Quds merilis video 2 sandera warga Israel yang meminta Netanyahu membuat kesepakatan pembebasan sandera karena takut terkena rudal IDF.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
“Anda harus melepaskan kami dari sini. Tidak peduli berapa biayanya. Kami tidak ingin menjadi korban akibat langsung dari serangan udara militer IDF. Bebaskan kami tanpa syarat apa pun,” tambahnya.
Video tersebut diakhiri dengan ketiga pria mengatakan, "Jangan biarkan kami menua di sini."
Media Israel melaporkan ketiga sandera tersebut berasal dari kibbutz Nir Oz di sepanjang perbatasan Israel, yang menjadi sasaran serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Rudal Presisi Hizbullah Hantam Dua Peluncur Iron Dome Israel Hingga Rusak Parah
Mossad Upayakan Pembebasan Sandera
Badan Intelijen Israel, Mossad, mengupayakan pembebasan orang-orang yang masih disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.
Sebelumnya, pemerintah Israel menghadapi demonstrasi dari warganya setelah IDF mengatakan menembak mati tiga sandera di Shujaiya, Kota Gaza, karena mengira mereka adalah anggota Hamas pada Jumat (15/12/2023).
Setelah kematian tiga sandera itu, muncul video tiga sandera lansia dan video dua sandera paruh baya, kemarahan warga di Israel meningkat.
Pada Selasa (19/12/2023), media Israel Yedioth Ahronoth melaporkan Israel sedang mempertimbangkan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan baru dengan Hamas demi membebaskan sandera.
Setelah kesepakatan sandera selama 7 hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023), lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dan diperkirakan masih ada 138 sandera di Jalur Gaza.
Baca juga: Mesir Marah Poros Philadelphia Dibom Israel, Tolak Kerahkan Pasukan Gabungan di Perbatasan Gaza
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.