Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Houthi Respon Koalisi Bentukan AS: Kami Tak Takut, Blokade Laut Merah akan Terus Dilakukan

Houthi Yaman Mohammed Abdulsalam bersikukuh akan tetap melakukan blokade serta serangan kepada kapal – kapal dagang Israel.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Houthi Respon Koalisi Bentukan AS: Kami Tak Takut, Blokade Laut Merah akan Terus Dilakukan
AFP
Sebuah gambar yang diambil selama tur terorganisir oleh pemberontak Houthi Yaman (di atas kapal) pada tanggal 22 November 2023 menunjukkan kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh pejuang Houthi dua hari sebelumnya, berlabuh di sebuah pelabuhan di Laut Merah di provinsi Hodeida, Yaman, dengan bendera Palestina dan Yaman terpasang di atasnya. 

TRIBUNNEWS.COM – Pimpinan Houthi Yaman, Mohammed Abdulsalam bersikukuh akan tetap melakukan blokade serta serangan kepada kapal – kapal dagang Israel dan para sekutunya yang berada di kawasan Laut Merah.

Ancaman ini dilontarkan Houthi merespon tindakan Amerika yang baru – baru ini membentuk koalisi internasional “Operation Prosperity Guardian” bersama 10 negara lainnya.

Adapun daftar 10 negara yang tergabung dalam koalisi ini diantaranya, Inggris, Perancis, dan Italia.

Disusul Bahrain, Kanada, Belanda, Norwegia, Seychelles, serta Spanyol, sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Baca juga: Takut Diserang Houthi Yaman, 55 Kapal Kargo Putar Balik Hindari Terusan Suez

“Aliansi yang dibentuk AS tak akan berdampak ke pendirian kelompok kami," jelas Abdulsalam

"Misi patroli angkatan laut internasional yang dimaksudkan untuk melindungi jalur pelayaran Laut Merah pada dasarnya tidak diperlukan," tambah Abdulsalam.

Senada dengan pimpinan Houthi, pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah mengatakan bahwa mereka akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di koridor pelayaran strategis.

Berita Rekomendasi

Komitmen Ansarallah untuk menentang apa yang mereka dan pihak lain gambarkan sebagai kampanye genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, per 18 Desember total korban terwas di Gaza telah mencapai 19.453 jiwa, termasuk 7.729 perempuan dan 5.153 anak-anak.

Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. Sebuah rudal jelajah berbasis darat yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial.
Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. Sebuah rudal jelajah berbasis darat yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial. (tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews)

Kapal AS – Inggris Jadi Korban Amukan Houthi Yaman

Sebelum koalisi internasional disahkan, Milisi houthi dilaporkan telah menyerang dua kapal yang diklaim terkait dengan Israel di Laut Merah.

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey yang melaporkan kapal pengangkut curah miliknya telah hangus terbakar karena dihantam dua drone Houthi saat berlayar menuju Israel melalui jalur Laut Merah.

Awal pekan ini, kapal Swan Atlantic milik Norwegia dan kapal lain yang diidentifikasi oleh Houthi sebagai MSC Clara, juga ikut menjadi sasaran insiden maritim di perairan Laut Merah.

Menyusul yang lainnya, Pentagon turut mengabarkan sebuah kapal perang milik angkatan militernya serta beberapa kapal komersial telah rusak karena diserang bom kelompok Houthi saat melintas di Laut Merah.

Imbas Serangan Houthi Kapal Sekutu Putar Balik Hindari Terusan Suez

Akibat serangan Houthi, puluhan kapal dagang internasional mengalami pembengkakan biaya operasional karena telah mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope sejak 19 November.

Puluhan kapal kontainer itu terpaksa putar balik ke jalur Tanjung Harapan di Afrika Selatan untuk menghindari Terusan Suez dan Laut Merah yang telah dikuasai kelompok Houthi.

Atas desakan ini Amerika dan 10 negara sekutu sepakat membentuk peluncuran ‘Operation Prosperity Guardian’, sebuah inisiatif keamanan multinasional baru yang penting.

Melalui koalisi internasional, nantinya AS dengan para negara sekutu akan melakukan patroli bersama di wilayah selatan Laut Merah dan Teluk Ade.

Dengan tujuan memerangi milisi Houthi Yaman, serta memastikan kebebasan navigasi dan keamanan semua negara yang melintas di jalur perdagangan internasional.

"Dibentuknya Koalisi keamanan, diharapkan dapat memperkuat keamanan dan kemakmuran jalur internasional dari serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman yang menguasai Laut Merah,” tutup Menteri Pertahanan (Menlu) AS Lloyd Austin.

(Tribunnews.com/Namira Yunia Lestanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas