Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pentagon Ketar-ketir, Satu Peluru Kapal Perang AS Kemahalan Buat Tembak Drone Murah Houthi Yaman

Pentagon 'khawatir' atas harga perang yang mahal untuk melawan drone murah Yaman namun mengancam di Laut Merah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pentagon Ketar-ketir, Satu Peluru Kapal Perang AS Kemahalan Buat Tembak Drone Murah Houthi Yaman
Ryan U. Kledzik/US Navy/File
Kapal perang Amerika Serikat, USS Carney di Laut Mediterania, Oktober 2018. 

Pentagon Ketar-ketir, Satu Peluru Kapal Perang AS Kemahalan Buat Tembak Drone Murah Houthi Yaman

TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran mengenai tingginya biaya untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh angkatan bersenjata Yaman di Laut Merah semakin meningkat di Pentagon.

Hal itu dilontarkan pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) dalam wawancara yang dilansir Politico.

Pihak angkatan bersenjata Yaman dilaporkan telah menembakkan setidaknya 100 drone ke kapal komersial yang terkait dengan Israel selama sebulan terakhir.

Baca juga: Pemimpin Ansarallah Minta Negara Arab Buka Perbatasan, Houthi Mau Kirim Ribuan Pejuang ke Gaza

Serangan terhadap kapal berentitas Israel, diklaim Sanaa untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina melawan tentara pendudukan Israel.

AS memperkirakan harga drone buatan dalam negeri Yaman adalah senilai 2.000 dolar AS per unit.

Sebagai perbandingan, setiap amunisi yang digunakan oleh kapal perang AS di Laut Merah berharga antara 1 juta dolar AS hingga 4,3 juta dolar AS.

Berita Rekomendasi

Sejauh ini, Angkatan Laut AS dilaporkan telah menembak jatuh setidaknya 38 drone yang ditembakkan dari Yaman.

“(Biaya yang tinggi) dengan cepat menjadi masalah karena keuntungan terbesar, bahkan jika kita benar-benar menembak jatuh rudal dan drone mereka, tetap menguntungkan mereka,” kata Mick Mulroy, mantan pejabat pertahanan AS dan perwira CIA, kepada Politico.

Baca juga: Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada Banjir Darah di Laut Merah 

Kapal perang Amerika Serikat, USS Carney
Kapal perang Amerika Serikat, USS Carney di Laut Mediterania, Oktober 2018.

“Kami , AS, perlu mulai mencari sistem yang dapat mengalahkan sistem ini, yang lebih sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan untuk menyerang kami,” katanya.

Hal yang semakin memperumit masalah bagi Washington adalah kapal perang AS tidak dapat mengisi ulang amunisi mereka di laut.

Baca juga: AS Kelabakan, Arab Saudi dan UEA Ogah Gabung Satgas Maritim Laut Merah Buat Perangi Houthi

Helikopter Houthi Yaman dengan bentangan bendera Palestina di bagian bawah menyergap sebuah kapal kargo yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah, 20 November 2023.
Helikopter Houthi Yaman dengan bentangan bendera Palestina di bagian bawah menyergap sebuah kapal kargo yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah, 20 November 2023. (Screen capture X)

Satgas Maritim Internasional

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan satuan tugas maritim internasional untuk melawan serangan Yaman di Laut Merah.

Laporan media Barat mengatakan, 19 negara telah mendaftar ke gugus tugas yang disebut Operasi Penjaga Kemakmuran.

Namun, hanya Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol yang telah diumumkan secara publik sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS.

“Saya menasihati semua negara yang AS coba libatkan agar Israel tidak mengambil bagian dalam koalisi militer mereka, tidak membahayakan keselamatan jalur navigasi mereka demi kepentingan Israel dan AS. Mengapa Anda harus melakukan itu? " kata pemimpin gerakan perlawanan Ansarallah Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, dalam pidatonya di televisi pada Rabu, 20 Desember 2023.

Baca juga: Pemimpin Ansarallah Minta Negara Arab Buka Perbatasan, Houthi Mau Kirim Ribuan Pejuang ke Gaza

Dia juga menegaskan bahwa Washington “harus mengetahui bahwa mereka sedang berperang dengan seluruh bangsa Yaman”.

Al-Houthi menekankan kalau AS akan menghadapi situasi berbeda dari perang yang terjadi di Afghanistan.

"Pertempuran semacam itu “akan jauh lebih sulit daripada apa yang mereka hadapi di Afghanistan dan apa yang mereka derita di Vietnam,” kata al-Houthi.

Pejuang Houthi yang baru direkrut berbaris melewati gambar besar pemimpin mereka, Abdul-Malik al-Houthi, Desember.
Pejuang Houthi yang baru direkrut berbaris melewati gambar besar pemimpin mereka, Abdul-Malik al-Houthi, Desember. (Kredit Foto: Yahya Arhab/EPA, via Shutterstock)

Pemimpin Ansarallah itu lebih lanjut menggarisbawahi kalau hanya kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel yang menghadapi bahaya di Laut Merah.

“Entitas eksklusif yang menjadi sasaran Yaman adalah Israel… Navigasi maritim semuanya aman kecuali kapal Israel. Sikap kami keras dan jelas. Penderitaan di Gaza tidak bisa diabaikan,” ujarnya.

Komitmen Yaman untuk menentang kampanye pembersihan etnis Israel di Gaza membuat kelompok tersebut menyita sebuah kapal yang terkait dengan Israel.

Selain itu Houthi juga melancarkan serangan terhadap lebih dari selusin kapal lainnya.

Kelompok perlawanan juga telah meluncurkan rudal ke kota pelabuhan Eilat di Israel.

Tindakan mereka telah memaksa setidaknya enam perusahaan pelayaran terbesar di dunia berhenti beroperasi di Laut Merah.

Baca juga: Aksi Houthi di Laut Merah Bikin Remuk Israel: 5 Pelayaran Raksasa Mundur, Ekonomi Tel Aviv Hancur

(oln/pltc/tc/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas