Sinyal Persatuan, Hamas Desak Israel Juga Bebaskan Tokoh Utama Fatah Kalau Mau Bertukar Sandera Lagi
Hamas mengupayakan pembebasan Marwan Barghouti dalam kesepakatan penyanderaan apa pun dengan Israel
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hamas Desak Israel Juga Bebaskan Tokoh Utama Fatah Kalau Mau Bertukar Sandera Lagi
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Pembebasan Palestina, Hamas kembali menunjukkan perubahan sikap menjadi lebih kompromistis terhadap kelompok lain dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
Setelah menyatakan bersedia bergabung dengan PLO, Hamas menyatakan bersedia melakukan pembicaraan pertukaran sandera lagi jika Israel mau membebaskan sejumlah tahanan 'penting'.
Baca juga: Hamas Bersedia Gabung PLO, Mau Akhiri Perang, Dirikan Negara Palestina di Gaza-Tepi Barat-Yerusalem
Hamas dilaporkan menuntut pembebasan tiga pemimpin tertinggi Palestina dalam perjanjian pertukaran sandera dengan Israel.
Laporan media Israel, Yedioth Ahronoth Kamis (21/12/2023) mengungkapkan Hamas meminta agar tiga tokoh penting, Marwan Barghouti, Ahmed Saadat, dan Abdullah Barghouti dibebaskan dalam perjanjian baru apa pun yang diajukan Israel.
Baca juga: Darah Sudah Tumpah di Gaza, Marwan Barghouti Serukan Fatah-PA Bangkit Melawan Israel di Tepi Barat
Barghouti Tokoh Fatah yang Masih Sangat Berpengaruh di Tepi Barat
Marwan Barghouti, 64 tahun, anggota Komite Sentral Fatah, paling diunggulkan untuk memimpin Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah, menurut jajak pendapat Palestina.
Dia ditangkap oleh Israel pada tahun 2002 dan dijatuhi lima hukuman seumur hidup.
"Barghouti “dapat mengubah wajah Otoritas Palestina,” kata surat kabar itu.
Meskipun dipenjara, Barghouti mendapat dukungan kuat dan mampu mempengaruhi peristiwa di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Sejumlah analis menilai, permintaan Hamas agar Marwan Barghouti dibebaskan, menunjukkan sikap kelompok tersebut untuk mengedepankan kemerdekaan dan persatuan Palestina terlepas dari perselisihan berdarah Hamas dan Fatah di masa lalu.
Adapun Saadat, sekretaris jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), ditangkap pada tahun 2008 dan dipenjara selama 30 tahun sehubungan dengan pembunuhan Menteri Pariwisata Israel Rehavam Ze’evi pada tahun 2001.
Baca juga: Bobby Trap Ala Brigade Al Qassam: Pancing IDF ke Terowongan, Duaar, Satu Pasukan Israel Kena Jebakan
Sedangkan Abdullah Barghouti adalah pemimpin tertinggi Hamas dan saat ini berada di penjara dan menjalani beberapa hukuman seumur hidup atas tuduhan serangan terhadap warga Israel.
Israel menolak memasukkan ketiga pemimpin tersebut dalam perjanjian pertukaran tahanan sebelumnya dengan Hamas pada tahun 2011.
Saat itu, perjanjian mencakup pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Belum ada komentar langsung dari pemerintah Israel mengenai laporan tersebut.
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tiba di Kairo pada Rabu di tengah upaya Mesir untuk memediasi kesepakatan pertukaran sandera baru antara kelompok Palestina dan Israel.
Baca juga: Kemarin Ngebom Duluan, Kini Israel Merengek ke Mesir dan Qatar Minta Pertukaran Tawanan Lagi
Namun, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeidah, kemarin mengatakan kalau gerakan tersebut menolak untuk terlibat dalam pembicaraan pertukaran tahanan sebelum Israel menghentikan perangnya di Jalur Gaza yang terkepung.
Selama jeda kemanusiaan selama seminggu di Gaza pada 24-30 November, Hamas membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing untuk ditukar dengan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.
Hampir 130 warga Israel ditahan sebagai tawanan perang di Gaza.
(oln/YA/Memo/*)