Takut Serangan 7 Oktober Terulang, Israel akan Bangun Garis Militer di Dekat Gaza
Israel akan bangun garis militer di dekat Jalur Gaza, yang dilengkapi tank, kendaraan lapis baja, dan tentara demi cegah serangan 7 Oktober terulang.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Channel 12 Israel, memberitakan Israel akan membangun garis militer baru di dekat pemukiman Israel di sekitar Jalur Gaza.
Rencana ini bertujuan agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dapat memberikan respon segera, dan menjamin kehadiran militer di wilayah tersebut jika terjadi serangan lagi seperti pada 7 Oktober lalu.
Garis militer akan terdiri dari kekuatan yang menggabungkan pasukan berjalan kaki, tank, dan berbagai kendaraan lapis baja.
IDF yakin lokasi militer yang akan diperluas sepanjang garis tersebut, dengan ditariknya rencana tersebut, akan membentuk garis pertahanan yang sangat penting.
Selain itu, salah satu tujuan pembentukan garis militer adalah untuk memberikan rasa aman bagi penduduk Israel yang telah mengungsi sejak 7 Oktober 2023.
Channel 12 Israel tidak menunjukkan apakah garis pertahanan yang disebutkan di atas akan dibangun di tanah pemukiman penutup, atau di tanah yang direbut dari Gaza.
Baca juga: Aktivitas di Pelabuhan Eilat Israel Anjlok 85 Persen Imbas Serangan Houthi di Laut Merah
Rencana ini serupa dengan niat Israel untuk membangun zona penyangga, yang setidaknya akan dilakukan dengan luas satu kilometer di wilayah Jalur Gaza.
Langkah ini merupakan tambahan dari langkah-langkah “defensif” Israel lainnya.
Selama operasi darat dimulai, tentara Israel juga melakukan survei di seluruh Jalur Gaza dengan mengabaikan pemukiman dan meratakannya ke tanah.
Sehingga tidak ada yang dapat disembunyikan dari pengawasan Israel.
Baca juga: Hamas Ledek Penarikan Batalyon Brigade Golani Israel dari Gaza, Biar Bisa Istirahat 48 Jam
15 Perusahaan Real Estate Israel Incar Tanah Palestina di Jalur Gaza
Sebelumnya, 15 perusahaan Israel sedang mempersiapkan rencana untuk membangun pemukiman Yahudi di Jalur Gaza jika pendudukan berhasil merebutnya dari Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang berkuasa di sana.
Sebelumnya, mereka mengadakan konferensi di Tel Aviv pada Senin (11/12/2023) bertajuk “Persiapan Praktis untuk Pemukiman di Jalur Gaza” yang diselenggarakan oleh koalisi organisasi pemukiman yang didanai oleh pemerintah Israel.
Salah satu perusahaan real estate Israel bernama Harey Zahav mengumumkan rencananya untuk mulai menjual tanah Palestina kepada pemukim Israel.
Baca juga: RSF Ajukan Lagi Gugatan Kejahatan Perang Israel Terhadap Jurnalis di Gaza
“Vila di pantai Gaza, rumah di tepi pantai bukanlah mimpi! Kami sudah mulai membersihkan puing-puing dan mengusir penjajah, dan kami sudah mulai mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut,” tulis Harey Zahav di caption foto Instagram-nya, Selasa (12/12/2023).
Pengumuman perusahaan tersebut mencakup konten visual model rumah vila di pantai Jalur Gaza dan perkiraan lokasinya di sekitar pemukiman Gaza.
“Kami berharap semua orang yang diculik (warga Israel di Gaza) akan segera kembali ke rumah mereka, tentara kami akan kembali dengan selamat, dan kami akan memulai pembangunan di setiap wilayah Gush Katifah," lanjutnya.
Harey Zahav sudah membuka pintu untuk memesan unit perumahan di sana, seperti dilaporkan Anadolu.
Gush Katifah adalah pemukiman di Jalur Gaza, tempat Israel menarik diri pada tahun 2005 setelah menduduki wilayah tersebut selama 38 tahun.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (23/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel