Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Tahun Berlalu Motif Pembunuhan Presiden Ohsho Jepang Belum Terungkap Meski Pelaku Sudah Diringkus

Penyelidik yakin motif pembunuhan itu terkait soal uang dengan jumlah besar dari seseorang yang diperkirakan juga membayar Tanaka untuk membunuh Daito

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 10 Tahun Berlalu Motif Pembunuhan Presiden Ohsho Jepang Belum Terungkap Meski Pelaku Sudah Diringkus
Foto Friday/Kyodo
Sudah 10 tahun berlalu, motif pembunuhan terhadap presiden Ohsho Food Service, Takayuki Daito hingga kini belum terungkap. Foto Takayuki Daito Presiden Ohsho Food Service (kiri) yang ditembak mati 10 tahun lalu di Kyoto dan pembunuhnya sebelah kanan, Yukio Tanaka (57). 

Namun proses ini menjadi bermasalah dan kemudian menyerah.

Pada bulan September 2013, Daito mempresentasikan rancangan laporan transaksi yang tidak pantas pada rapat dewan luar biasa.

Laporan tersebut diselesaikan pada bulan November tahun yang sama, namun tidak dipublikasikan karena berbagai keberatan.

Satu bulan kemudian, Desember 2013 Daito ditembak oleh Yukio Tanaka.

"Daito mempunyai rutinitas sehari-hari membersihkan area sekitar kantor pusat di Kyoto dengan memakai sepatu bot hujan di pagi hari sebelum karyawan berangkat kerja. Pelaku mengincar area tersebut. Peristiwa itu terjadi dini hari. Tepat sebelum jam 6 am. Tidak ada saksi atau siapa pun yang mendengar suara tembakan sehingga menyulitkan penyelidikan," jelasnya.

Tersangka ditangkap pada 28 Oktober 2022 berdasarkan DNA yang ditemukan pada puntung rokok yang ditemukan di jalan dekat TKP.

Sudah delapan tahun 10 bulan sejak peristiwa pembunuhan itu terjadi.

BERITA REKOMENDASI

Terdakwa Tanaka dipindahkan dari Penjara Fukuoka tempat dia menjalani hukumannya ke Kantor Polisi Prefektur Kyoto Yamashina.

Tanaka dicurigai melakukan pembunuhan dan pelanggaran Undang-Undang Senjata Api dan Pedang.

Dia adalah anggota eksekutif geng berbahaya Kudo-kai, yang menjalani hukuman penjara karena insiden penembakan lainnya.

Kudo-kai berbasis di Prefektur Fukuoka, tempat yang sama dimana Tuan A berasal.

"Wajah asli" Tanaka dikatakan tidak biasa bagi seorang anggota geng.


"Saya keluar dari universitas di Tokyo dan bekerja sebagai pekerja kantoran di sebuah agen perjalanan. Saya bekerja terutama di wilayah Kansai. Setelah itu, saya diperkenalkan dengan organisasi yang berafiliasi dengan Kudo-kai dan tampaknya menjadi anggota, tetapi saya tidak biasa untuk seorang anggota geng," ungkap Tanaka kepada polisi.

Terdakwa Tanaka adalah anggota organisasi Kudo-kai dan memegang posisi inti sebagai eksekutif.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas