Empat Eks Marinir Ukraina Divonis Penjara Seumur Hidup di Donetsk, Dituding Habisi Warga Sipil
Mahkamah Agung Republik Rakyat Donetsk (DPR) wilayah yang diklaim bergabung dengan Rusia menjatuhi hukuman seumur hidup
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Mahkamah Agung Republik Rakyat Donetsk (DPR) wilayah yang diklaim bergabung dengan Rusia menjatuhi hukuman seumur hidup untuk empat eks tentara Ukraina.
Keempat orang tersebut adalah anggota marinir Ukraina yang ditempatkan di Mariupol di bawah kendali Azov, salah satu milisi neo-Nazi yang paling terkenal.
Keempatnya adalah Vladimir Kucherenko, Dmitry Latyshev, Yevgeny Yakubenko dan Sergey Balitsky. Mereka divonis terbukti melakukan pembunuhan, percobaan penghilangan nyawa dan tindak asusila terhadap rakyat sipil.
“Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Balitsky, Kucherenko, Latyshev, dan Yakubenko, dengan hukuman yang harus dijalani di koloni hukuman rezim khusus,” kata pengadilan pada Selasa (26/12/2023) dikutip dari Russia Today.
Tuduhan jaksa saat sidang berjalan, mereka berada di Pabrik Metalurgi Ilyich di Mariupol pada awal Maret 2022, ketika pasukan Rusia maju ke kota tersebut dan mengepung pasukan Ukraina yang tersisa.
Pada satu titik, mereka menembaki 14 warga sipil di dalam pabrik. Dua orang yang dituju selamat dan berhasil melarikan diri.
Di awal Desember 2023, pengadilan Donetsk juga telah menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada seorang tentara Ukraina yang menembaki dua mobil pengungsi, juga di Mariupol.
Anggota pasukan Ukraina itu dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan pelecehan terhadap warga sipil, serta keanggotaan dalam kelompok yang dimotivasi oleh kebencian politik atau ideologi.
Baca juga: Pertempuran Sengit di Hari Natal: Kapal Rusia Hancur Dirudal, Dua SU-24 Ukraina Jatuh
Disebutkan oleh Russia Today, banyak penduduk Mariupol bersimpati dengan Republik Rakyat Donetsk ketika mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada tahun 2014, memberontak terhadap pemerintah nasionalis yang dibentuk oleh kudeta yang didukung AS di Kiev.
Pasukan reguler dan “batalyon sukarelawan” yang setia kepada Kiev dengan cepat dikirim untuk menghancurkan lawan, dan Mariupol ditempatkan di bawah kendali Neo-Nazi Azov.
Pertempuran di Mariupol dimulai pada 24 Februari 2022 saat hari pertama Rusia melakukan invasi di Ukraina.
Namun saat itu Rusia mendapatkan perlawanan sengit, sehingga Presiden Vladimir Putin mengerahkan ribuan tentaranya mengepung pabrik baja Azovstal, lokasi kombatan Neo-Nazi mempertahankan diri.
Peperangan di Mariupol akhirnya dimenangkan oleh Rusia pada Mei. Saat itu sejumlah pejuang terakhir dari batalion neo-Nazi 'Azov', yang memegang garis pertahanan di pabrik Azovstal, akhirnya menyerah.
Dalam tiga bulan pertempuran sengit, sebagian besar bangunan tempat tinggal rusak atau hancur. Statistik tersebut telah dikonfirmasi oleh ratusan gambar menakutkan dari kota yang hampir hancur, yang dilihat oleh seluruh dunia.
Pihak berwenang Ukraina menuduh Rusia “lebih buruk dari Hitler” dan membunuh lebih dari 20.000 warga sipil di kota tersebut.
Pada bulan Desember 2022, Komite Investigasi Rusia memperkirakan jumlah korban sipil selama pertempuran musim semi berjumlah sekitar 3.000 orang dan menyalahkan tindakan pasukan Ukraina.
Warga yang selamat telah bersaksi tentang militan 'Azov' yang menggunakan mereka sebagai perisai manusia dan menghalangi semua upaya warga sipil untuk mengevakuasi zona pertempuran.
Rumah-rumah yang hancur, jalan rusak, dan infrastruktur yang hancur membentuk gambaran Mariupol masa kini. Namun, ribuan orang masih tinggal di kota tersebut.
Mariupol menjadi salah satu kota yang hancur lebur karena peperangan Rusia dengan Ukraina.
Itu menjadi diantara perang paling brutal selain pertempuran di Kota Bakhmut.
Pengadilan LPR Hukum 20 Tahun Serhii Boichuk
Sebelumnya Pengadilan Republik Rakyat Luhansk telah menghukum Serhii Boichuk, anggota Brigade Serangan Gunung Terpisah ke-10 Angkatan Bersenjata Ukraina, dengan hukuman 20 tahun penjara.
Dikutip dari Pravda, Boichuk adalah seorang mekanik dan pengemudi di Batalyon Serangan Gunung Terpisah ke-108 (unit militer A3715) dari Brigade Serangan Gunung Terpisah ke-10 (unit militer A4267) Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dia telah dihukum karena diduga "menembaki bangunan tempat tinggal warga sipil di distrik Popasna" di wilayah pendudukan Oblast Luhansk.
Dalam serangan tersebut dituding telah menewaskan sejumlah warga sipil.
Tentara Ukraina ini telah dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dengan keamanan maksimum.