Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koalisi Internasional Bikinan AS untuk Gertak Houthi Rapuh Duluan, Prancis Enggan Dikendalikan

Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat untuk menggertak Houthi Yaman di Laut Merah sudah rapuh duluan sebelum sempat bekerja.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Koalisi Internasional Bikinan AS untuk Gertak Houthi Rapuh Duluan, Prancis Enggan Dikendalikan
US Department of Defense
Kapal perusak berpeluru kendali USS Mason berlayar bersama kapal perusak Jepang Akebono di Teluk Aden, 25 November 2023. USS Mason dikerahkan ke wilayah operasi Armada ke-5 AS untuk mendukung keamanan dan stabilitas maritim di Timur Tengah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN -  Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang melibatkan 20 negara sekutunya untuk menggertak Houthi Yaman di Laut Merah sudah rapuh duluan sebelum sempat bekerja.

Koalisi yang diberi nama Operation Prosperity Guardian atau Operasi Pengawal Kemakmuran ini dihantui oleh keengganan anggotanya untuk berpartisipasi dalam mendukung tindakan genosida yang dilakukan Israel.

Negara-negara anggota utama bahkan telah mengumumkan mundur atau mengurangi komitmen terhadap aliansi tersebut, termasuk Perancis dan Spanyol.

Kedua negara mengatakan militer mereka tidak akan beroperasi di Laut Merah berdasarkan perintah Washington.

Kegagalan AS dan sekutunya ini malah akhirnya memprovokasi Houthi  kembali melakukan serangan kepada kapal dagang Israel di Laut Merah.

Baca juga: Boncos Ratusan Tanknya Dihajar Hamas, Anggaran Militer Netanyahu Bengkak Jadi Rp 113 Triliun

Hal ini menyebabkan aktivitas bisnis di Pelabuhan Eliat di Israel anjlok sekitar 85 persen

Berita Rekomendasi

Pelabuhan Eilat merupakan satu-satunya terminal kargo Israel di Laut Merah. Biasanya pelabuhan ini menangani kapal yang mengimpor kendaraan baru atau mengekspor kalium.

Namun akibat serangan yang dilakukan Houthi puluhan kapal dagang internasional yang akan melakukan perjalanan ke Israel harus putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan laut Tengah dengan Laut Merah agar tak menjadi sasaran target Houthi Yaman.

Baca juga: AS Hadiahi Si Anak Emas Israel 230 Pesawat Kargo dan 20 Kapal Muatan Senjata

Alasan ini yang menyebabkan Israel merugi hingga 10,5 miliar shekel, atau sekitar 3 miliar dolar AS akibat terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab.

Akibatnya, biaya pengiriman impor melonjak naik dan membuat keuntungan pasar terpangkas sebanyak 85 persen, sebagaimana dikutip Albawaba.

Sebelumnya, militan Houthi Yaman mengklaim telah berhasil melumpuhkan kapal kargo Israel MSC United yang tengah berlayar di Laut merah lewat serangan rudal pesawat tak berawak.


“Angkatan Laut Yaman menargetkan kapal komersial MSC United menggunakan rudal angkatan laut, setelah awak kapal mengabaikan tiga panggilan dan mengulangi tembakan peringatan dari unit Angkatan Laut,” ungkap Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree dikutip Rabu, 27 Desember 2023.

Serangan rudal tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan drone dan rudal yang diluncurkan oleh Houthi sejak dimulainya perang Israel - Hamas pada 7 Oktober.

“Kami menargetkan Israel dan kapal-kapal terkait Israel, Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan komitmen berkelanjutan untuk mendukung dan membantu rakyat Palestina sebagai bagian dari tugas agama, moral, dan kemanusiaan mereka,” kata juru bicara Houthi dikutip dari Almayadeen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas